Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Daripada Memboros Di Restoran Dari Pada Memboros Di Restoran ...

Wawancara TEMPO dengan J.A. Turangan, Ketua Bapepam, tentang tantangan baru pasar modal, fungsi Bapepam calon pembeli saham serta makelar. Tantangan menyusun organisasi, agar rakyat mau menabung.

19 Februari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TUJUH tahun yang lalu, pemerintah membentuk satu team yang bertugas mempelajari kemungkinan untuk mendirikan Pasar Modal. Dibayangkan ketika itu betapa besar potensi yang ada, mengingat jumlah penduduk, meskipun sebagian besar rakyat melarat. Tantangan ialah bagaimana menyusun organisasi untuk membuat rakyat tertarik menabung hinga terkumpul kapital. Team itu terdiri atas pejabat ahli pemerintah dan Bank Indonesia, dan drs. J.A. Turangan ditunjuk sebagai sekretarisnya. Turangan, kini Ketua Bapepam, minggu lalu di ruang kantornya yang kecil menerima dua wartawan TEMPO, Fikri Jufri dan Amir Daud, dan bercakap-cakap tentang tantangan baru sekitar Pasar Modal yang diharapkan dibuka mulai Juni. Petikan dari wawancara itu: Kenapa diperlukan waktu sekian lama? Krisis energi, krisis moneter, baik di luar maupun di dalam negeri dengan tingkat inflasi yang tinggi, mempengaruhi keadaan kenapa kita terlambat membuka Pasar Modal. Pemerintah merasa perlu ikut campur di dalamnya. Tidak bisa diserahkan pada swasta saja. Campur tangan pemerintah bertujuan supaya menarik kepercayaan masyarakat. Pada mulanya semangat menabung rakyat bisa ditarik ke deposito berjangka, tapi secara berangsur mau dialihkan ke pembelian saham. Pengertian masyarakat akan saham perusahaan masih sedikit. Di lain fihak, perlu pula perusahaan diberi pengertian supaya jangan mau untung sendiri, dan supaya terbuka sifatnya. Maukah rakyat membeli saham? Omong kosong kalau mau mengharapkan sebagian besar rakyat akan tertarik. Tapi tentu saja ada golongan masyarakat yang punya uang, ingin beruntung. Bank sebentar lagi tidak mau membeli dana mahal, dan ada kemungkinan bank menurunkan suku-bunga deposito yang sekarang masih 12% untuk jangka setahun. Dengan membeli saham, keuntungan juga terjamin 10% paling sedikit, bahkan bisa dapat lebih banyak kalau nilai saham naik. Mereka yang suka makan di restoran, mungkin akan mau mengurangi belanjanya karena tertarik pada adanya saham murah. Dari pada memboros di restoran, bukankah lebih baik pegang saham. Di daerah musiman, misalnya panen cengkeh atau kopra, biasanya rakyat menghambur uang pergi pesiar ke Singapura dan Jakarta. Nanti dengan Pasar Modal, mereka akan tahu ke mana sebaiknya dibelanjakan uang. Apa gunanya Bapepam? Badan ini menjaga bagaimana menceah permainan negatif, spekulasi berlebihan, penyelundupan dana dari luar yang bisa menggoncang pasar. Kalau tidak hati-hati, fluktuasi nilai saham bisa dipermainkan orang. Jangan sampai pasar dipengaruhi oleh kekuatan tertentu. Pemerintah menertibkan. Bagaimana kalau seseorang mendadak kaya mau beli saham? Adakah larangan bagi isteri pejabat? Tidak soal. Siapa saja boleh pegang saham. Tidak ada pengusutan. Kalau mau memborong, hanya boleh beli sampai seharga Rp 10 juta seorang. Kalau masih ada uang berlebih, bisa saja disalurkan via lembaga keuangan nonbank. Orang asing boleh? Di Jepang ada tersedia 20% saham atas unjuk. Di Pilipina 40%. Saham atas unjuk itu boleh untuk orang asing. Di Indonesia hanya tersedia untuk warganegara lndonesia saja, belum ditentukan untuk orang asing. Kalau bisa, jual-beli dibatasi pada WNI. Makelar yang bergerak, diharap metmbantu men-check. Makelar? Sudah ada 26. Mungkin jumlahnya bertambah, tapi harus diseleksi betul. Siapa berminat ikut aktif? Bukan perusahaan-perusahaan kecil. Cukup besar, seperti Indovest, PT Merincorp, Morgan Guaranty dll. Tujuan sekarang ialah menarik sumber modal domestik, tapi nanti meningkat ke usaha membawa modal luar negeri ke sini. Pasar Modal ini adalah barometer dari perekonomian, jadi Wall Street Indonesia. Seharusnya Jakarta bisa jadi pusat keuangan di Asia Tenggara. Potensinya ada.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus