KETIKA Dewan Pers membatasi pemasangan iklan di koran besar,
demi pemerataan, sejumlah biro iklan terkemuka di Jakarta
berteriak. Reaksi mereka semakin keras terhadap rencana
penghapusan iklan di TVRI mulai 1 April. Tapi PT Balai Iklan di
Bandung tenang saja.
TVRI memang bukan sasaran bisnisnya. Iklan jenis non display
(tanpa gambar) menjadi basis utama bisnis PT Balai Iklan. Ia
terutama melayani pemasangan iklan di media cetak. Tjetje
Senaputra, 69 tahun, pimpinannya, lebih senang menyebut
perusahaannya sebagai Balai Perwakilan Iklan Pers Nasional.
Didirikan sekitar 28 tahun lalu PT Balai Iklan juga dikenal
mahasiswa sebagai suatu tempat riset. Di situlah mereka bisa
mendapatkan guntingan Koran masa silam. Bagi para pencari kerja,
peranan PT Balai Iklan seperi sebuah Kantor Wilayah Departemen
Tenaga Kerja. Tjetje sendiri sebelum mendirikan perusahaan itu
bekerja sebagai wartawan di koran Keng Pu, Sin Po dan Sinar
Matahari.
Dengan peranan rangkap tadi, PT Balai Iklan kelihatan aneh. Ia
hanya mengharapkan komisi 20% dari pihak media, bukan 25-30%
seperti sering diminta sejumlah biro iklan lain. Dari klien ia
biasanya tak mengutip komisi lagi.
Persaingan tidak sehat sering terjadi di antara biro iklan.
Bahkan ada kecenderungan biro iklan melakukan usaha dagang, kata
Tjetje. "Bila ini tidak diakhiri, tujuan ideal membantu
masyarakat memberi informasi bisa rusak."
Dalam situasi seperti sekarang, pendapat Tjetje mungkin dianggap
sepele. Tapi bisnisnya dengan iklan non display seperti undangan
rapat berbagai perusahaan, pengumuman resmi, lowongan kerja,
mencari sesuatu dan berita keluarga tak pernah sepi. Juga iklan
mini (baris), yang dilayaninya menunjukkan perkembangan
menggembirakan.
Tahun 1979, iklan yang disalurkan PT Balai Iklan berjumlah
hampir 30.000 -- meningkat 1.500 dari tahun sebelumnya. Tahun
itu omset periklanannya Rp 175,5 juta, di antaranya lebih dari
separuh disalurkannya ke pers daerah seperti Pikiran Rakyat dan
Surabaya Post.
Tjetje mengatakan bahwa koran daerah sesungguhnya punya potensi
besar bagi para pengusaha. "Koran daerah kini mampu menjangkau
konsumen yang tepat. Bayangkan, pembeli motor itu bukan cuma
orang di kota besar."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini