Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Demi pemerataan dengan Tjetje

Pt balai iklan di bandung melayani pemasangan iklan jenis non display di media cetak. omsetnya selalu meningkat. mahasiswa dan pencari kerja tertolong oleh usaha tjetje senaputra ini.(md)

31 Januari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA Dewan Pers membatasi pemasangan iklan di koran besar, demi pemerataan, sejumlah biro iklan terkemuka di Jakarta berteriak. Reaksi mereka semakin keras terhadap rencana penghapusan iklan di TVRI mulai 1 April. Tapi PT Balai Iklan di Bandung tenang saja. TVRI memang bukan sasaran bisnisnya. Iklan jenis non display (tanpa gambar) menjadi basis utama bisnis PT Balai Iklan. Ia terutama melayani pemasangan iklan di media cetak. Tjetje Senaputra, 69 tahun, pimpinannya, lebih senang menyebut perusahaannya sebagai Balai Perwakilan Iklan Pers Nasional. Didirikan sekitar 28 tahun lalu PT Balai Iklan juga dikenal mahasiswa sebagai suatu tempat riset. Di situlah mereka bisa mendapatkan guntingan Koran masa silam. Bagi para pencari kerja, peranan PT Balai Iklan seperi sebuah Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja. Tjetje sendiri sebelum mendirikan perusahaan itu bekerja sebagai wartawan di koran Keng Pu, Sin Po dan Sinar Matahari. Dengan peranan rangkap tadi, PT Balai Iklan kelihatan aneh. Ia hanya mengharapkan komisi 20% dari pihak media, bukan 25-30% seperti sering diminta sejumlah biro iklan lain. Dari klien ia biasanya tak mengutip komisi lagi. Persaingan tidak sehat sering terjadi di antara biro iklan. Bahkan ada kecenderungan biro iklan melakukan usaha dagang, kata Tjetje. "Bila ini tidak diakhiri, tujuan ideal membantu masyarakat memberi informasi bisa rusak." Dalam situasi seperti sekarang, pendapat Tjetje mungkin dianggap sepele. Tapi bisnisnya dengan iklan non display seperti undangan rapat berbagai perusahaan, pengumuman resmi, lowongan kerja, mencari sesuatu dan berita keluarga tak pernah sepi. Juga iklan mini (baris), yang dilayaninya menunjukkan perkembangan menggembirakan. Tahun 1979, iklan yang disalurkan PT Balai Iklan berjumlah hampir 30.000 -- meningkat 1.500 dari tahun sebelumnya. Tahun itu omset periklanannya Rp 175,5 juta, di antaranya lebih dari separuh disalurkannya ke pers daerah seperti Pikiran Rakyat dan Surabaya Post. Tjetje mengatakan bahwa koran daerah sesungguhnya punya potensi besar bagi para pengusaha. "Koran daerah kini mampu menjangkau konsumen yang tepat. Bayangkan, pembeli motor itu bukan cuma orang di kota besar."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus