Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Managing Director International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde mengingatkan pemerintah Indonesia agar tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur semata. Lagarde meminta Indonesia lebih mendorong investasi pada sumber daya manusia (SDM), agar pertumbuhan ekonomi bisa lebih berkualitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Negara ini (Indonesia) telah menggelontorkan banyak uang untuk infrastruktur. Namun ingat, yang lebih penting bukan seberapa banyak, tapi seberapa efisien uang tersebut dibelanjakan," katanya dalam Konferensi High Level Meeting di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa, 27 Februari 2018. Konferensi ini dihadiri juga oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu investasi SDM yang ditekankan Lagarde adalah anggaran pendidikan. Dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar Rp 2.220 triliun, pemerintah memang telah mengalokasikan untuk pendidikan sebesar Rp 444,132 triliun (20,1 persen). Namun ia menilai masih ada ruang lagi untuk meningkatkannya. "Tak hanya Indonesia, tapi juga negara ASEAN lain," ujar Lagarde.
Langkah ini, tutur Lagarde, perlu diambil karena Indonesia menghadapi tantangan nyata, yaitu persoalan demografi. Komposisi populasi penduduk muda Indonesia sangat besar, sehingga pemerintah harus memastikan mereka terserap oleh dunia kerja. Tujuannya, persoalan demografi bisa berbuah pada demographic dividend (keuntungan demografi). "Memang tidak ada one single policy recipe (satu resep kebijakan yang sama), tapi kita di sini bisa berbagi kebijakan satu sama lain."
Lagarde menjelaskan, lanskap ekonomi dunia tengah bertransformasi menjadi ekonomi digital. Perkembangan teknologi, robot, dan artificial intelligence (kecerdasan buatan) berkembang cepat mengalahkan faktor-faktor geopolitik. "Maka, dengan meningkatkan kapasitas manusia, Anda bisa beradaptasi dengan perubahan tersebut," ujarnya.
Upaya tersebut, kata Lagarde, secara simultan akan membuat Indonesia bisa menghasilkan diversifikasi produk ekspor yang lebih baik, dari produk komoditas menjadi produk bernilai tinggi sesuai dengan ekonomi digital. Dalam analisis IMF, ucap dia, peningkatan diversifikasi produk ekspor bisa mengerek pertumbuhan pendapatan domestik bruto (PDB) hingga 1,4 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyadari gelontoran dana untuk infrastruktur memang sangat dominan. Namun, di depan Lagarde, mantan Managing Director Bank Dunia tersebut menegaskan, keberadaan infrastruktur masih sangat dibutuhkan bagi Indonesia. Ia mencontohkan fasilitas Internet yang tengah dibangun pemerintah. "Ini adalah salah satu upaya memberikan akses pendidikan bagi daerah terpencil di Indonesia."
Indonesia, menurut dia, sama sekali tidak mengabaikan investasi pada manusia. Presiden Joko Widodo, kata Sri Mulyani, telah melakukan sejumlah reformasi pada kebijakan ekonomi, khususnya pada pendidikan vokasional untuk kebutuhan industri. "Jadi tidak hanya pada infrastruktur, seperti yang sebut Lagarde, tapi juga pada pendidikan," katanya.