Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hendra, 50 tahun, pedagang dan distributor beras di bawah PT Food Station Tjipinang Jaya menanggapi soal dugaan Direktur Utama Perusahaan Umum atau Dirut Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas ihwal pengoplosan beras. Sebelumnya, Buwas menyidak gudang beras milik Food Station dan menemukan tumpukan beras Bulog bersisian dengan beras komersial lain dan sejumlah karung kosong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Engga-enggak, kami (menjual) sesuai amanat dari Bulog," ujar Hendra saat ditemui Tempo di Gudang Food Station Blok E Nomor 10, Jakarta Timur pada Jumat, 3 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun Bulog menetapkan batas atas harga jual beras milik negara itu Rp 8.900 per kilogram. Penyaluran beras Bulog dan penetapan harganya digunakan untuk meredam kenaikan harga di pengecer menjadi maksimal Rp 9.450.
Namun, kata Buwas, keberadaan mafia beras yang mengakali penjualan beras Bulog membuat harga beras di level konsumen hingga saat ini masih tinggi mencapai Rp 12 ribu per kilogram. Buwas menduga ada pelaku usaha yang mengoplos dan mengemas ulang beras Bulog dengan kemasan beras komersial berkualitas premium dan menjualnya dengan harga yang tinggi.
Namun, Hendra mengklaim semua penjualan beras Bulog telah dilakukan sesuai prosedur. Dia pun mengaku sudah meneken surat pernyataan yang berisi komitmen untuk menjual beras Bulog sesuai syarat dan harga yang dipatok oleh pemerintah.
"(Gudang) saya terbuka karena orang terus beli setiap hari datang. Kalau kami terbuka gini mana berani mix (oplos). Mana mungkin tempatnya dibuka," kata dia.
Selanjutnya: Tak ada celah bagi pedagang....
Bahkan, menurutnya, tak ada celah bagi pedagang untuk mengelabui pembeli karena selalu ada ada bon dan fakturnya. Ditambah, kata Hendra, ada spanduk yang dipasang dengan keterangan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Di sisi lain, tutur Hendra, konsumen sudah mengetahui bahwa harga beras Bulog adalah yang paling murah.
Menurut dia, sidak yang dilakukan Buwas hanya kebetulan ketika gudang sedang sepi. Biasanya, Hendra menuturkan, kondisi gudang selalu ramai lantaran para pedagang berbondong-bondong membeli beras Bulog. Dia menilai hal itu terjadi lantaran para pedagang hingga saat ini masih kekurangan stok beras.
Ia pun menyatakan selalu menjual beras Bulog dengan kemasan karung 50 kilogram seperti kondisi saat ia membelinya. Namun, Hendra mengakui pedagang beras di Food Station pada umumnya menjual beras lain yang bisa disesuaikan dengan permintaan konsumen.
"Jadi kalau di sini umumnya pedagang tergantung dari si pembeli, pembeli mau bikinnya merek apa, berapa kilogram," tuturnya.
Di sisi lain, ia juga mengakui anggota Satgas Pangan Polri kerap berkeliling dan mengecek kondisi gudang mereka. Namun, kata Hendro, mereka hanya bertanya apakah menjual beras Bulog. Ia juga mengaku tak pernah dimintai sampel beras atau ditanya lebih lanjut soal stok atau harga beras yang dijual.
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.