Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Guru Besar IPB Sangsi Setop Impor Beras Dapat Dilanjutkan: Masih Ditopang Impor Tahun Lalu

Guru Besar IPB University Dwi Andreas Santosa menilai kebijakan setop impor beras pada 2025 tak mungkin berkelanjutan.

3 Januari 2025 | 11.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bongkar muat beras impor dari Vietnam di dermaga II Pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo, Kamis, 14 Maret 2024. Foto: Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) University Dwi Andreas Santosa menilai kebijakan menghentikan impor beras pada tahun ini tak mungkin berkelanjutan. Pasalnya, penghentian pengadaan beras dari luar negeri 2025 masih ditopang oleh impor 2024 yang mencapai jumlah besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Perhitungan saya tahun depan (2025) memang kita tidak perlu impor beras,” ujar Kepala Biotech Center IPB University itu saat dihubungi Tempo, Sabtu, 28 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Alasan penghentian impor beras dimungkinkan tahun ini, Andreas mengatakan, stok awal beras pada 2025 amat disumbang oleh impor tahun sebumnya. Ia memperkirakan, impor beras pada 2024 mencapai 4,1 sampai 4,2 juta ton. Angka ini meningkat drastis dari impor beras pada 2023 sebesar 3,06 juta ton.

Andreas memperkirakan, total stok awal beras pada 2025 mencapai 7,5 juta ton. Stok ini termasuk beras yang dipegang petani, masyarakat, dan pemerintah. Angka ini menghasilkan stock to use ratio—stok awal tahun dibagi dengan total konsumsi di tahun terkait—sekitar 24 persen.

Angka ini juga melonjak drastis dari tahun sebelumnya, yakni sebesar 13,7 persen. Adapun stock to use ratio di atas 20 persen, menurut dia, sangat aman.

Tak hanya itu, Andreas mengatakan, kenaikan produksi beras pada tahun ini adalah keniscayaan. Musababnya, produksi beras pada 2024 merupakan produksi paling rendah. Angka penurunan produksi sebesar 2,4 persen pada tahun lalu itu melanjutkan tren penurunan produksi 1,4 persen pada 2023. “Karena berada pada titik nadir, maka ya sudah otomatis pasti naik,” tuturnya.

Anjloknya produksi beras disebabkan oleh dampak El Nino pada 2023. Setiap terjadi peristiwa El Nino, Andreas mengatakan, dampak terbesar akan terasa pada tahun berikutnya. Meski iklim pada 2024 normal, El Nino pada 2023 mengakibatkan adanya pergeseran tanam. Walhasil, penurunan produksi pada tahun lalu lebih tajam.

Tahun ini, Andreas memperkirakan, peningkatan produksi sebesar 3 sampai 4 persen atau setara dengan 1 sampai 1,5 juta ton beras. Ditambah dengan stock to use ratio di atas 20 persen, ia mengatakan mustahil tahun inj perlu mengimpor beras—kecuali impor beras khusus oleh swasta. “Kalau impor, pasti ada maksud tertentu, bukan mengenai kebutuhan beras,” ujar Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) itu.

Adapun pada 2026, Andreas mengatakan, setop impor sulit untuk dipertahankan. Pasalnya, pemerintah memerlukan stok ekstra pada 2025 untuk menjamin setop impor akan berkelanjutan. Setop impor dapat berlanjut jika penerintah menjaga lonjakan produksi di atas 4 persen atau setara 2 sampai 3 juta ton.

Dengan tak adanya impor pada tahun ini, Andreas mengatakan, stok awal beras 2026 dipastikan akan berkurang. Karena itu, stok awal tahun itu murni tergantung produksi beras pada 2025.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyatakan pemerintah akan menyetop impor beras, gula konsumsi, garam konsumsi, dan jagung untuk pakan ternak. Nol impor ini ditargetkan akan dimulai pada tahun depan untuk mendukung program swasembada pangan.

“Kami meyakini swasembada pangan akan tercapai sebelum 2027, paling lama 2027,” ujar Zuhas dalam jumpa pers di Graha Mandiri, Jakarta, Senin, 9 Desember 2024.

Zulhas mengatakan, stok beras di masyarakat lebih dari 8 juta ton. Di gudang Perum Bulog, ada 2 juta ton. Ia membidik pada 2025 produksi beras akan mencapai 32 juta ton, dengan kebutuhan sebesar 31 juta ton. “Kalau tidak ada halangan atau kejadian yang luar biasa, seperti bencana alam, insyaallah nanti kita tidak akan impor lagi,” ujar Zulhas.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus