Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DUNIA maya hanya sejengkal bagi Denty Rahmafadila. Berbekal BlackBerry Bold, remaja 14 tahun ini bisa di mana saja membuka akun Facebook atau Twitternya. Meski setiap hari BlackBerry-an, siswi sekolah menengah pertama di Depok, Jawa Barat, ini tak kesulitan membayar biaya langganannya. ”Tinggal sisihkan uang jajan saja,” katanya kepada Tempo pekan lalu.
Sejak menjadi pengguna BlackBerry tiga bulan lalu, Denty mengambil paket layanan harian yang bisa diaktifkan atau dinonaktifkan lewat pesan pendek (SMS). Tarifnya Rp 2.000 per hari, murah bagi anak baru gede. Kadang ia memilih paket mingguan Rp 16.000. Pengguna tarif prabayar itu memang tak bisa berselancar di Internet. Tapi lumayan, masih bisa chatting-an lewat BlackBerry Messenger dan mengakses jejaring sosial atau pertemanan seperti Facebook dan Twitter tadi.
Tarif BlackBerry prabayar harian dan mingguan kini makin diminati. Berkah bagi operator seluler, karena sejak diterapkan pada September 2008 dengan banderol harian Rp 5.000, konsumen BlackBerry XL naik dari 17 ribu pelanggan menjadi 250 ribu pelanggan hanya dalam kurun setahun. Hingga Juli lalu, pelanggan BlackBerry XL mencapai 450 ribu orang.
Manajemen XL Axiata, pelopor sistem paket BlackBerry harian dan bulanan, mengakui efek psikologis tarif prabayar membuat pelanggannya meningkat tajam. Presiden Direktur XL, Hasnul Suhaimi, mengibaratkan pemakai BlackBerry di sini lebih menyukai pola konsumsi sampo. ”Jika membeli sebotol rasanya rugi dan harus keramas terus, makanya beli sasetan agar terkontrol,” ujarnya kepada Tempo di Jakarta baru-baru ini.
Tarif BlackBerry harian dan mingguan, kata dia, belum tentu cocok diterapkan di negara lain. Malaysia dan Singapura sempat menerapkan konsep tarif prabayar itu, tapi gagal lantaran pelanggannya cenderung menyukai model pascabayar. Di Eropa sami mawon. Hanya operator seluler di Italia yang sukses menerapkan tarif BlackBerry prabayar, setelah negeri pizza itu meniru konsep di Indonesia. ”Fenomena di Indonesia ini pertama dan satu-satunya di dunia,” kata Hasnul.
Telkomsel dan Indosat juga menikmati berkah ini. Direktur Perencanaan dan Pengembangan Telkomsel, Herfini Haryono, mengungkapkan bahwa selama tiga bulan terakhir jumlah pelanggannya meningkat hingga 500 ribu orang. ”Setengahnya memilih paket harian,” ujarnya. Menurut Kepala Divisi BlackBerry Indosat Benny Hutagalung, pelanggan BlackBerry prabayar meningkat 150 persen setahun.
Meilia Balipa Emil lain lagi. Komedian dan artis sinetron ini lebih sreg berlangganan paket bulanan Rp 160 ribu. Melky Bajaj—sapaan akrabnya—bisa puas memakai BlackBerry Messenger, mengakses surat elektronik, jejaring sosial dan akses Internet tanpa batas. ”Sekarang BlackBerry lebih murah ketimbang akses Internet dengan ponsel biasa,” ujar bujang 27 tahun ini.
BlackBerry merupakan perangkat selular dengan sistem operasi layanan telepon, pesan pendek, surat elektronik gegas (push e-mail), dan penjelajahan Internet. Gadget canggih ini diluncurkan Research In Motion (RIM), perusahaan asal Kanada, 13 tahun lalu. Hingga tahun ini, pengguna BlackBerry di dunia mencapai 50 juta orang.
Di Indonesia perangkat komunikasi ini diperkenalkan enam tahun lalu oleh Indosat dan Starhub, perusahaan rekanan RIM. Hingga akhir 2008, para profesional yang instansinya memiliki server korporat berlisensi RIM mendominasi pelanggan BlackBerry. Saat itu pengguna BlackBerry memang masih terbatas karena harga ponsel dan tarifnya juga masih mahal.
Fenomena mewabahnya BlackBerry baru muncul setahun terakhir sejak lima operator seluler nasional berlomba-lomba meluncurkan paket prabayar harian atau mingguan. Tarifnya lebih bersahabat lantaran konsumen tak perlu berlangganan pascabayar plus abonemen di atas Rp 200 ribu. Alhasil, pengguna ”berry hitam” ini semakin banyak, mulai dari pelajar, pegawai kantoran, hingga artis dan pejabat negara.
Ketua Indonesia Telecommunication User Group (Id-TUG) Nurulyakin Setiabudi mengatakan, hingga pertengahan tahun ini pengguna aktif BlackBerry nasional mencapai dua juta orang. Padahal selama 2004-2008 pelanggannya tak sampai separuhnya. Kini pelanggan BlackBerry Indonesia terbesar kelima di dunia. Hal ini dipicu tren jejaring sosial dan dorongan psikologis paket prabayar. ”Ini gimmick pemasaran yang pas, lantaran konsumen Indonesia suka sistem pembayaran yang bisa dikontrol,” katanya.
Fery Firmansyah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo