Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Dolar, Rupiah, Bisa Juga Saham

23 Juli 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGAIMANA menyiasati dolar yang jingkrak-jingkrak tak keruan? Sejumlah pemilik uang bingung tak tahu berbuat apa: memborong dolar, bertahan pada tabungan rupiah, atau ikut-ikutan mengekspor duitnya ke luar negeri.

Pemain pasar valuta asing di Jakarta umumnya sepakat, nilai tukar dolar akan kembali anteng setelah Agustus. Mereka yakin, selama ini keguncangan harga dolar disebabkan oleh faktor politik. Teorinya, jika situasi politik mendingin, gejolak mata uang juga akan mereda.

Dengan pertimbangan itu, seorang bankir asing yakin harga dolar akan turun ke posisi delapan ribuan. Jadi, ’’Begitu harganya sudah dekat-dekat Rp 10 ribu, dolar harus mulai dilepas,” katanya. Tapi itu dengan catatan: kalaupun terjadi pergantian kekuasaan, tak ada kerusuhan yang bisa memicu bentrokan sosial.

Jika harga tetap bertahan pada posisi Rp 8.500-9.500 seperti saat ini, bankir asing itu memberikan saran agar Anda tak mengambil posisi apa pun, baik jual maupun beli. Tenang-tenang saja. Kalau punya dolar, ya disimpan; punya rupiah, ditabung. Kalau banyak stok rupiah (lebih dari Rp 100 juta), boleh saja mencoba mengakses Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Tingkat bunga simpanan paling aman itu kini sudah mencapai 13,45 persen.

Jika tak berhasil? Ada cara lain untuk membuat tabungan ’’rupiah” berbunga lebih dari 13 persen. Caranya, tukarkan rupiah dengan dolar Amerika Serikat dan tanamkan dalam deposito di bank-bank Singapura. Mereka akan memberikan bunga sekitar 6,5 persen. Setelah itu, cover transaksi penukaran dolar tadi dengan membeli rupiah dengan cara kontrak forward (penyerahan kemudian). Untuk itu, Anda akan memperoleh ekstrapremium sekitar 7 persen setahun.

Total jenderal, Anda akan mendapatkan tabungan ’’setara” rupiah dengan suku bunga 13,5 persen. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat suku bunga deposito rupiah di bank-bank lokal, yang cuma dipatok 11,5 persen sampai 12 persen.

Itu kalau Anda mau yang aman, hampir-hampir tanpa risiko. Kalau Anda berani menempuh risiko (tentu dengan iming-iming hasil yang lebih besar), bisalah mencoba bermain saham. Hanya, mesti diingat, investasi portofolio ke pasar modal membutuhkan skill dan keterampilan yang tak sembarangan: bagaimana memilih saham yang layak diincar? Kapan saat yang tepat untuk membeli? Kapan saat menjual?

Tapi jangan khawatir. Kini ada ’’jalan tol” untuk mencapai permainan saham tanpa harus menguasai keterampilan khusus pasar modal. Caranya, belilah reksadana yang menginvestasikan dananya pada saham. Pertanyaannya: reksadana saham macam apa? Yang beroperasi di mana?

Menurut Kepala Riset Nomura Securities di Jakarta, Goei Siauw Hong, saham-saham di Hong Kong, Taiwan, Cina, dan Korea Selatan (terutama saham bidang telekomunikasi, teknologi, dan multimedia) menjadi pilihan utama. Negara-negara Asia Utara itu sedang bullish, sedang diserbu investor dari seluruh dunia, sehingga harganya punya peluang untuk terus menanjak. Karena itu, ada baiknya membeli reksadana yang punya bobot besar dalam investasi saham-saham teknologi tinggi di Asia Utara.

Bagaimana dengan saham lokal? Banyak saran untuk melirik saham-saham perusahaan menengah—atau bisa disebut perusahaan lini kedua. Sejumlah analis berpendapat, saham lapis kedua inilah yang harganya akan melejit pertama kali jika nilai tukar rupiah membaik.

Selamat berinvestasi. Ingat-ingat, ada untung, ada rugi.

Widjajanto, Dewi Rina Cahyani, Agus S. Riyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus