Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah ketidakpastian situasi ekonomi global yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti adanya tarif impor, perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina, kondisi rupiah melemah dan penurunan daya beli di Tanah Air. Kondisi seperti ini memaksa individu untuk bisa bijak dalam mengelola keuangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sejumlah langkah antisipasi dinilai perlu dilakukan guna menjaga stabilitas ekonomi individu maupun rumah tangga di tengah kondisi yang penuh tantangan. Salah satu cara untuk menyelamatkan aset yang dimiliki adalah dengan mengalihkannya ke investasi yang tergolong aman. Dalam konteks ini, dosen Ekonomi Universitas Andalas (Unand), Rayna Kartika membagikan tips investasi dan sederet instrumen terbaik yang dapat diandalkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
1 Reksadana, Diversifikasi Portofolio
Reksadana adalah pilihan investasi yang patut dipertimbangkan. Rayna menjelaskan, investasi ke reksadana cocok bagi pemula dengan risiko yang bisa diminimalisir daripada langsung investasi saham.
“Cocok bagi pemula, sebab orang yang investasi di awal itu kan belum tentu dia memiliki pengetahuan yang cukup atas saham yang akan dibeli. Nah, coba dari reksadana,” kata Rayna saat diwawancarai oleh Tempo, Sabtu, 12 April 2025.
Sementara itu, diversifikasi portofolio melalui reksadana memungkinkan investor untuk mengurangi risiko sambil tetap mendapatkan imbal hasil dari berbagai aset. Dosen Ekonomi dari Andalas itu mengungkapkan konsep diversifikasi portofolio adalah dengan tidak menanam saham pada industri yang sama guna menghindari adanya penurunan harga di masa mendatang. Diversifikasi portofolio dari reksadana, lanjut Rayna, pada masa ini sudah dimudahkan melalui aplikasi, sehingga investor dapat melihatnya langsung melalui ponsel.
“Nah yang perlu kita lakukan adalah yang kita pilih, pilihlah yang industrinya yang berbeda guna menghindari andaikata harga sahamnya drop dan kerugian yang cukup drastis. Itu yang disebut diversifikasi,” tuturnya.
2 Emas Digital
Sejak dulu, emas telah lama dianggap sebagai safe haven di saat ketidakpastian ekonomi. Rayna mengatakan, bagi individu yang ingin investasi tetapi hanya memiliki sejumlah nominal duit, maka bisa diinvestasikan ke emas digital tanpa perlu pergi ke toko emas.
“Jadi harga emas itu akan mengikuti inflasi yang ada di suatu negara tersebut. Nilainya lebih stabil dan untuk proteksi, cenderung lebih aman,” ujarnya.
Namun, Rayna melanjutkan bahwa investasi emas memiliki tingkat pengembalian atau return yang tidak setinggi dengan jenis instrumen investasi lainnya, seperti reksadana atau saham.
3 Investasi Peer to Peer Lending
Selain kedua instrumen investasi yang disarankan di atas, Rayna pun menyebutkan jenis investasi yang dapat dilakukan adalah Peer to Peer Lending dengan return lebih tinggi daripada deposito.
“Peer to peer lending ini memiliki keuntungan yang lebih tinggi dari tingkat pengembalian deposito,” kata Rayna.
Dirangkum dari situs resmi OJK, Fintech Lending, yang juga dikenal sebagai Peer-to-Peer Lending atau pinjaman online, adalah layanan keuangan yang menghubungkan pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman. Melalui sistem elektronik, mereka dapat melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam mata uang rupiah secara langsung. Layanan ini juga disebut sebagai Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI).
Hingga 9 Oktober 2023, ada 101 perusahaan fintech lending yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. OJK mengingatkan masyarakat untuk menggunakan jasa dari penyelenggara fintech lending yang sudah terdaftar dan berizin.
4 Crypto
Instrumen investasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan selanjutnya adalah crypto. Rayna mengatakan bahwa investasi jangka panjang saat ini tidak banyak yang diminati, sehingga banyak yang beralih ke jenis investasi yang lebih dinamis dan cepat pengembaliannya. Salah satu jenis investasi yang cepat pengembaliannya adalah crypto. Namun, untuk bisa berinvestasi di crypto, Rayna menambahkan bahwa investor harus memiliki pengetahuan dasar untuk bisa bertahan di instrumen investasi ini.
“Tapi crypto itu harus memiliki knowledge di situ. Karena dia volatilitasnya sangat tinggi. Artinya harganya itu bisa berfluktuasi sangat cepat. Jadi kalau misalnya kita mau coba-coba, mending jangan dulu. Jadi kalau mau coba-coba, sudah ada dulu pengalaman di saham dan reksadana.”
5 Crowdfunding
Instrumen investasi yang dapat dipilih lainnya adalah crowdfunding. Rayna menjelaskan, crowdfunding lebih seperti penyertaan modal dan bukan pinjaman. Investor menyerahkan modal dan nanti bagi hasil. Saat ini, Rayna mengatakan pelaksanaan crowdfunding saat ini seperti di properti dan pembeliannya bisa melalui platform.
“Crowdfunding lebih ke penyertaan modal dan bukan pinjaman. Jenis investasi ini bisa dilakukan di platform terpercaya dan telah dijamin oleh OJK,” kata dia.
6 Investasi ke Individu
Selain investasi dalam bentuk barang, Rayna pun menyarankan agar dapat berinvestasi untuk individu. Jika investasi pada benda dapat mungkin mengalami risiko yang menyebabkan kerugian, tetapi jika investasi pada individu, menurut Rayna, akan terus terpakai dan bermanfaat.
“Investasi pada diri sendiri, seperti menambah knowledge maupun soft skill yang akan bermanfaat untuk mencari kerja atau untuk yang lain-lain,” ujar Rayna.