Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Dugaan Data DPT Bocor, Dirjen Kominfo: Ini Motif Ekonomi

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, Usman Kansong, mengatakan dugaan kebocoran data DPT 2024 berkaitan dengan motif ekonomi.

4 Desember 2023 | 13.58 WIB

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Usman Kansong, ketika ditemui di Kantor Kominfo, Selasa, 13 Juni 2023. TEMPO/Riri Rahayu
Perbesar
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Usman Kansong, ketika ditemui di Kantor Kominfo, Selasa, 13 Juni 2023. TEMPO/Riri Rahayu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Usman Kansong, menanggapi soal dugaan kebocoran data Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 dalam sistem Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Sejauh ini kita mengidentifikasi motifnya adalah ekonomi,” ujar Usman ketika ditemui di Kantor Kominfo, Jakarta, Senin, 4 Desember 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Usman, terdapat dua indikator. “Yang pertama, si hacker Jimbo itu menjual, menawarkan data tersebut ke publik seharga Rp 1,1 miliar. Nah jadi motifnya ekonomi,” tuturnya. 

Kedua, terkait data DPT yang dibutuhkan oleh peserta pemilu itu sendiri. “Siapa sih yang memerlukan data itu? yang memerlukan data itu peserta pemilu kan? dan peserta pemilu sendiri udah punya data itu,” kata dia. Dengan begitu, pihaknya menyimpulkan bahwa dugaan kebocoran data DPT hingga saat ini bersifat ekonomi. 

Meski demikian, kata Usman, kita sebagai masyarakat juga tidak boleh abai terhadap efek politiknya. “Misalnya, jadi tidak mendelegitimasi penyelenggara dan penyelenggaraan pemilu,” kata dia. 

Usman pun menekankan bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara), KPU, dan cyber crime Polri, untuk menghindari agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa depan. “Terutama terkait dengan penyelenggaraan pemilu,” kata dia. 

Lebih lanjut, Usman mengaku bahwa penemuan sementara menunjukkan adanya kemiripan data yang beredar di ruang publik dengan data yang ada di website KPU.

“Jadi strukturnya itu, komponen-komponennya ada NIK, ada nomor paspor kalo luar negeri, ada nama, ada TPS-nya, begitu. Kita lihat stukturnya, kita tidak lihat detail masing-masing data itu tapi stukturnya ada kemiripan,” kata dia.

Adapun sebelumnya, data DPT diduga bocor dan diperjualbelikan di forum daring. Akun anonim Jimbo mengunggah 252 juta data DPT yang diklaim berasal dari situs web KPU. Data pribadi yang bocor meliputi NIK, Nomor KK, nama lengkap, jenis kelamin, dan lain-lain.

DEFARA DHANYA | ANANDA RIDHO SULISTYA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus