Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ekonom BCA: Redenominasi Rupiah Bisa Dilakukan Bertahap

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan redenominasi rupiah bisa dilakukan secara bertahap.

25 Juni 2023 | 17.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tangkapan virtual Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat disumpah jabatan untuk periode 2023-2028, Jakarta, Rabu (24/5/2023). ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai redenominasi rupiah sebenarnya sudah bisa dilakukan saat ini. Sebab, inflasi sudah kembali pada tren penurunan setelah sempat melonjak pada akhir 2022. Adapun redenominasi merupakan penyederhanaan jumlah angka pada rupiah. Misalnya, dari Rp 1.000 menjadi Rp 1.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tapi rencana itu perlu disinkronkan dengan rencana blue print sistem pembayaran BI, terutama rupiah digital," kata David kepada Tempo, Minggu, 25 Juni 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

David mengatakan proses redenominasi perlu dilakukan bertahap. Ketika redenominasi dilakukan, kontrol harga barang juga mesti dilakukan. "Karena salah satu risiko rencana redenominasi adalah kemungkinan terjadinya lonjakan harga," kata David. 

Hal itu terjadi ketika ada pihak yang melakukan manipulasi psikologis. Oleh karena itu, David mengatakan sosialisasi kepada masyarakat menjadi hal yang penting untuk dilakukan.  Terutama ihwal manfaat dari redenominasi. 

"Manfaatnya kan lebih ke kenyamanan dalam bertransaksi serta menciptakan persepsi positif dan meningkatkan confidence terhadap rupiah," ujar David.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sempat menyinggung tentang rencana redenominasi rupiah saat konferensi pers pada Kamis, 22 Juni 2023. Menurutnya, rencana itu sudah disiapkan sejak lama. Bahkan, Bank Indonesia sudah menyiapkan desain, tahapan, hingga langkah-langkah menuju transisi. "Tapi keputusan ini perlu timing yang tepat," ujar Perry.

Perry menjelaskan, redenominasi rupiah bisa dilakukan ketika ekonomi makro dalam kondisi baik, moneter dan stabilitas keuangan stabil, dan situasi sosial politik kondusif, mendukung, positif, dan kuat.

Perry menilai kondisi ekonomi Indonesia sudah bagus, tetap masih ada efek rambatan dari pelemahan ekonomi global. Begitu pula dengan stabilitas keuangan yang masih dihadapkan pada ketidakpastian global. Sementara soal situasi politik, Perry enggan bicara banyak. "Tentu pemerintah lebih tahu," ujar dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus