Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Ekspor Indonesia Diprediksi Tetap Tumbuh 2023, Ini Sektor Andalannya

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Khairul Mahalli optimistis ekspor Indonesia tetap tumbuh di kala ancaman resesi global 2023.

10 November 2022 | 04.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Khairul Mahalli optimistis ekspor Indonesia tetap tumbuh di kala ancaman resesi global. Ia menyebut ekspor Indonesia 2023 akan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun ini. 

“Permintaan-permintaan ekspor itu masih cukup besar. Tidak ada kata pesimis, saya garis bawahi (ekspor) kita optimis pulih di 2023,” ujar Khairul pada diskusi di Jakarta pada Rabu, 9 November 2022.

Baca: Mendag Sebut Kinerja Ekspor Indonesia Masih Solid dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Khairul menyebutkan terdapat beberapa sektor unggulan yang dinilai akan terus moncer kinerja ekspornya tahun depan, salah satunya sektor olahan karet. Ia menjelaskan terdapat beberapa pembeli dari Ethiopia meminta produk karet dari Indonesia dalam kontrak yang besar.

“Sampai detik ini, produk karet hanya ada di tiga negara, Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Ethiopia minta semua jenis ban, baik itu mobil hingga truk itu mereka minta. permintaannya cukup besar, barang apapun mereka mau," jelasnya. 

Selain itu, dalam sektor energi dan mineral, tren ekspor batu bara jauh meningkat bagi Indonesia. Negara-negara di Eropa pada akhir tahun, lebih banyak membutuhkan batu bara untuk memenuhi kebutuhan energinya.

"Akhir tahun ini Eropa banyak gunakan batu bara maka tren akan meningkat," ungkap Khairul.

Kemudian masalah sawit, Khairul menjelaskan kini turunan dari sawit sudah lebih dari seratus. Ia menyebut pasar sawit tumbuh luar biasa.

Dia menuturkan sektor makanan tumbuh tak kalah bagusnya. Senior Vice President Insurance Head Indonesia Eximbank Marsinta Mutiara mengatakan sektor makanan selalu naik daun, bahkan ke beberapa daerah perang sekalipun. 

“Udah pasti (sektor) makanan, dari dulu ngga pernah turun. Bahkan kita punya buyer di negara yang bisa dibilang wilayah war zone, mereka tetep minta kirim barang,” kata Marsinta.

Ia turut menambahkan bahwa memang masih terdapat beberapa sektor usaha yang belum optimal pertumbuhan ekspornya. Hal ini terjadi dikarenakan sektor tersebut belum pulih sepenuhnya dari dampak Covid-19.

"Memang tidak semua aman. Ada beberapa industri yang kita bilang sembuhnya pelan pelan, seperti tekstil, garmen, itu industri yang sembuhnya pelan pelan. Bukan berarti jelek, tapi recoverynya lambat," ujar Marsinta.

 

DEFARA DHANYA PARAMITHA

Baca: Mitigasi Risiko Ekspor Impor, Perusahaan Asal Italia Ini Teken MoU dengan GPEI

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus