Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Etika di Tempat Kerja yang Harus Dipahami

Ada perilaku dan etika yang harus diperhatikan, terutama dalam lingkungan kerja. Apa saja itu?

22 Agustus 2019 | 07.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi meeting atau rapat. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Di lingkungan kerja, baik ketika wawancara atau rapat dengan klien, sangat penting untuk menunjukkan kemampuan bersosialisasi dan kepribadian. Namun, yang tak kalah penting adalah menunjukkan etika.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gerak-gerik tubuh yang dianggap sepele, seperti cara memegang peralatan makan, cangkir kopi, atau meletakkan tangan di atas meja bisa menerjemahkan tingkat profesionalitas kita. Pendiri dan CEO sekolah etika Sydney School of Protocol, Julie Lamberg-Burnet, menjelaskan perilaku dan etika apa saja yang harus diperhatikan, terutama dalam lingkungan kerja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

#Masuk dan tinggalkan kesan
Lamberg-Burnet menjelaskan bahwa cara memasuki ruangan bisa membuat atau mematahkan kesan pertama. “Jangan memasuki ruangan dengan benda-benda yang mengalihkan perhatian, seperti memegang ponsel atau kopi dan memakai kacamata hitam,” tegasnya.

Ia juga menyarankan untuk memasuki ruangan dengan senyum, berdiri tegak, dan bersikap percaya diri. “Siapkan dirimu dan bebaskan tangan kanan dari benda apa pun untuk menyalami orang lain,” kata Lamberg-Burnet.

Selain itu, ia juga menegaskan untuk tidak datang terlambat karena akan membuat kesan buruk dan akan dianggap tidak menghargai orang lain. “Tiba di lokasi paling tidak lima hingga 10 menit lebih awal.”

Ilustrasi meeting atau rapat. shutterstock.comIlustrasi meeting atau rapat. shutterstock.com

#Persiapkan dengan matang jika melakukan rapat di kafe
Biasanya, pertemuan kerja yang tidak terlalu resmi dilakukan di kedai kopi tertentu. Berbeda dengan kantor, rapat yang dilakukan di kedai kopi membutuhkan persiapan lebih matang agar dapat meninggalkan kesan positif kepada klien atau atasan kerja. Waktu dan cara berinteraksi merupakan kunci penting dalam melakukan sebuah rapat.

“Jika Anda pemimpin rapat, jangan lupa untuk mengonfirmasi tanggal, waktu, dan tempat melalui email atau sms,” jelas Lamberg-Burnet. “Namun, jika Anda adalah tamu rapat, selalu cek terlebih dulu lokasi pertemuan melalui Google Maps atau aplikasi lainnya agar pada hari H Anda tidak kelabakan mencarinya”.

Ia juga menyarankan untuk memperkenalkan diri dengan menyebut nama lengkap ketika bertemu klien untuk pertama kali. Tak kalah penting, bersikaplah sopan kepada staf atau pelayan kedai dan tidak menjentikkan jari ketika memanggil salah satu dari mereka karena cara tersebut dianggap kasar.

Selain itu, menurut Lamberg-Burnet, jangan takut langsung mengarahkan pembicaraan kepada pekerjaan. Nikmatilah pembicaraan-pembicaraan ringan sebagai pembuka percakapan.

#Perlihatkan cara makan dengan benar
Sebagai lanjutan dari etika pada rapat yang dilakukan di kafe atau tempat makan, sangatlah penting untuk menunjukkan table manner.

“Jangan langsung memotong semua makanan menjadi bagian-bagian kecil,” ucap Lamberg-Burnet. “Sebaiknya, potong makanan satu per satu sebelum dimakan”.

Potonglah makanan menjadi bagian kecil agar percakapan tidak terganggu. Kemudian, Lamberg-Burnet menegaskan untuk tidak berbicara sambil melambaikan tangan dengan memegang alat makan, seperti sendok, garpu, atau pisau.

“Perlu diingat juga untuk tidak menghabiskan makanan lebih cepat dari orang lain karena percakapan yang Anda lakukan lebih penting daripada makanan,” ujarnya.

#Lebih baik overdress daripada underdress
Hal paling penting dalam melakukan rapat adalah berpakaian rapi. Agar aman, lebih baik berpakaian berlebihan daripada kurang. Hal ini untuk menunjukan bahwa Anda menghargai tamu dan pemimpin rapat. Bahkan, jika undangan menunjukkan bahwa rapat bersifat kasual atau tidak terlalu resmi, usahakan untuk tetap berpenampilan rapi.

“Selain berpakaian rapi, jaga kebersihan tubuh, seperti memotong kuku, merapikan rambut dan kumis atau jenggot,” kata Lamberg-Burnet.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus