Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Polemik anggaran gelang haji sempat membuat ramai. Pasalnya, ada dugaan anggaran tersebut di mark up. Namun, akhirnya anggaran yang menelan Rp 5,5 miliar akhirnya dihapus oleh Kementerian Agama atau Kemenag dalam rapat dengar pendapat Komisi VIII DRP RI, Selasa, 14 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo merangkum seputar polemik anggaran gelang haji tersebut.
Fungsi Gelang Haji, Berisi Identitas Penting
Gelang haji terbuat dari logam sehingga kuat untuk digunakan sehari-hari, meskipun terkena air, cahaya, bahkan kepanasan. Proses awal pembuatan gelang berbahan dasar monel berbentuk lurus memanjang ini adalah dengan metode sheet yang berguna untuk memberi cetakan sebagai tanda berisi nomor kloter, nomor paspor, nama jemaah, dan informasi penting lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proses pencetakan dengan metode sheet ini menggunakan mesin adaptor dan cairan kimia berupa air raksa. Setelah itu, bahan dasarnya dibuat bentuk melingkar dengan terlebih dahulu dicuci air biasa. Barulah, gelang haji siap melakukan proses pengemasan.
Para pembuat gelang haji harus benar-benar mengatur waktu untuk bisa menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Sebab, jika pembuatan gelang telat telat satu menit saja, maka bisa berdampak ke hal-hal lainnya.
"Iya semua harus tepat waktu. Gelang haji itu dibuat sendiri untuk setiap satu kloter sehingga jadi harus tepat dan cermat. Jangan sampai salah karena risikonya tinggi," kata pemuda asli Jepara pembuat gelang haji, dikutip dari Antaranews.
Melansir laman resmi kemenag.go.id, gelang haji dapat didefinisikan sebagai gelang identitas masing-masing calon haji Indonesia yang berisi berbagai informasi penting. Terdapat enam kolom yang menjadi penanda calon haji, yaitu asal embarkasi dan tahun keberangkatan, nomor kloter, keterangan nomor paspor, tulisan Jemaah Haji Indonesia dalam bahasa Arab, nama calon haji atau petugas, dan bendera Indonesia.
Kemenag pun menganjurkan agar gelang haju selalu dijaga dan tidak dihilangkan lantar berfungsi sebagai penanda orang, jika terpisah dari rombongan atau tersesat. Jemaah juga diminta untuk tidak menukar gelangnya dengan orang lain karena setiap calon haji memiliki data yang berbeda.
Juru Bicara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji, Akhmad Fauzin mengingatkan juga kepada setiap jemaah agar memahami data dan isi dari gelang sehingga mereka memiliki informasi ketika meminta bantuan kepada para petugas di sana. Bahkan, hafal informasi dalam gelang haji akan lebih baik.
Misalnya, mengingat nomor paspor dalam gelang identitas akan memudahkan pelacakan seorang jemaah. Pemerintah Arab Saudi juga akan mudah mengenali ketika melihat nomor dalam gelang haji dengan mengecek pada sistemnya.
Sempat Disemprot DPR, Ada Dugaan di Mark Up
Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi Gerindra Abdul Wachid sempat mengkritisi soal adanya dugaan mark up pembuatan gelang haji saat Rapat Dengar Pendapat dengan Kementerian Agama beberapa waktu lalu. Wachid sempat menyinggung perbedaan harga gelang haji yang dipasang oleh Kemenag dengan yang dijual di pasaran.
Wachid lalu menjelaskan terkait harga. Dia menduga terjadi mark up harga lantaran biaya pembuatan gelang haji yang ia tahu hanya Rp 5.000, tapi dihargai Rp 30 ribu.
"Ini soal kecil, tapi saya katakan saya pengusaha, dari kecil saya hitung. Harganya di sana (Jepara) Rp 5.000," kata Wachid.
Menag Klarifikasi Dugaan Mark Up Gelang Haji, Sebut Sudah Selesai
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menanggapi kabar soal dugaan adanya kenaikan dana haji melalui pengadaan gelang haji. “Kan sudah diklarifikasi. Sudah enggak ada, sudah diselesaikan itu,” ujar dia seusai rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, pada Rabu malam, 15 Februari 2023.
Anggaran untuk pengadaan gelang haji senilai Rp 5,5 miliar akhirnya dihapus oleh Kementerian Agama atau Kemenag. Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi VIII DPR RI, Kementerian Agama memastikan anggaran pengadaan gelang haji telah dihapus.
"Sudah dihapus ya, sudah dihapus, Pak?" tanya Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang saat memimpin rapat, Selasa 14 Februari 2023.
"Sudah," jawab Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag Hilman Latief. Pengadaan gelang haji senilai Rp 5.541.992.500 sudah dihapus. Terlihat pada slide presentasi juga keterangan bahwa 'anggaran ini sudah dihapus'.
Ketua Komisi VIII Ashabul Kahfi juga menimpali bahwa intinya pemerintah dan DPR sudah melakukan upaya rasionalisasi terhadap seluruh komponen terkait pembiayaan haji. Sehingga menemukan angka Rp 49.812.711,12 atau bila dibulatkan sebesar Rp 49,8 juta, di mana usulan sebelumnya Rp 69 juta.
“Semua sudah kami lakukan rasionalisasi. Itulah sampai kita temukan angka seperti itu. Itu luar biasa,” ucap Ashabul.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | MOH KHORY ALFARIZI | RACHEL FARAHDIBA REGAR