Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mendapatkan mitra usaha yang tepat itu sulit. Tidak ada pihak yang menjalin hubungan bisnis dengan tujuan untuk gagal. Sayangnya, hal itu terlalu sering terjadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemitraan bisnis mungkin muncul ketika dua orang teman mendapatkan sebuah ide atau bahkan ketika dua orang bekerja sama. Apapun masalahnya, setiap orang pada dasarnya memiliki perbedaan. Perbedaan ini dapat dengan mudah diabaikan jika waktu dan uji tuntas tidak dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir melalui Entrepreneur, agar bisnis berhasil dalam jangka panjang, diperlukan keselarasan antara kedua pihak dan manajemen yang stabil. Berikut faktor paling umum yang dapat menyebabkan kegagalan kemitraan bisnis.
Perbedaan prioritas
Memahami prioritas kehidupan dan rekan kerja itu penting. Orang tua dari dua anak kecil meninggalkan kepentingan keluarga untuk bekerja. Di sisi lain, Anda tidak boleh mengharapkan mereka yang lajang memiliki energi untuk bekerja semalaman. Sekadar mengetahui berbagai tahap kehidupan dapat membuat Anda sadar akan kemungkinan tantangan yang ada.
Kurang motivasi
Motivasi dan dorongan adalah elemen penting buat pebisnis agar berhasil. Apakah Anda dan mitra ingin sekali menjalankan bisnis? Jika dorongan itu tidak berada di tingkatan yang sama, maka Anda bisa saling memupuk kebencian. Ketidaksesuaian jangka panjang dalam tingkat motivasi antara dua orang pasti akan menyebabkan frustrasi dan akhirnya gagal.
Tidak punya tujuan akhir yang selaras
Memiliki tujuan akhir yang selaras sangat penting. Sebelum menjalin kemitraan, setiap orang yang terlibat harus menguraikan tujuan akhir bisnis, apakah untuk menciptakan keuntungan jangka panjang yang berkelanjutan? Apakah itu untuk dijual atau diteruskan ke kerabat? Mengetahui tujuan akhir akan membuat kemajuan bisnis jauh lebih mudah. Pikiran juga berubah, pastikan Anda membahas bagaimana akan menghadapi skenario yang mungkin terjadi.
Perbedaan nilai
Ambisi dan motivasi didorong oleh nilai yang akan mempengaruhi keputusan seseorang. Setiap orang secara sadar dan tidak sadar memprioritaskan nilai-nilai sendiri. Misalnya, Anda mungkin memilih penghematan biaya untuk meningkatkan keuntungan sementara mitra memilih pengeluaran lebih untuk pemasaran. Memastikan nilai-nilai selaras dengan partner bisnis akan menghemat banyak waktu dan menghindari perdebatan.
Toleransi risiko yang berbeda
Dalam beberapa hal, bisnis mirip dengan portofolio investasi. Menjalankan bisnis berisiko dan membutuhkan tingkat toleransi tertentu. Toleransi risiko harus setidaknya selaras dengan rekan. Faktor ini sangat penting ketika membuat keputusan yang berisiko menyebabkan kerugian bagi bisnis. Pastikan kedua belah pihak menyadari risiko dan setuju dengan tingkat risiko yang diambil.
Kinerja individu yang buruk
Performa rata-rata tidak lagi berguna dalam bisnis. Kedua belah pihak harus memiliki kinerja tingkat tinggi untuk memberikan peluang terbaik bagi bisnis untuk berkembang. Lingkungan terlalu kompetitif untuk membuat usaha yang berkinerja buruk tetap bertahan. Agar bisnis berjalan baik, kedua mitra harus menunjukkan kinerja terbaik.
Kurangnya saling ketergantungan
Ketika satu pihak tidak bergantung pada pihak lain dan bekerja sendiri-sendiri, mitra bisnis bisa kehilangan fokus dan hubungan bisnis berantakan. Ketergantungan berbeda kebutuhan. Menjadi tergantung berarti Anda lebih baik dalam suatu kemitraan daripada tidak.
Kurangnya keamanan
Menemukan keamanan dalam mitra bisnis berarti mereka cukup stabil untuk terus berlanjut dalam jangka panjang. Ini termasuk bidang-bidang seperti keamanan finansial, mental, atau bahkan hubungan. Misalnya, bisnis bisa gagal karena satu mitra tidak bertanggung jawab dengan keuangan pribadi dan tidak mampu terus menjalankan bisnis tersebut. Anda mungkin perlu melakukan percakapan yang tidak nyaman tetapi percakapan itu pada akhirnya akan menyelamatkan dari kerugian di masa depan.
Kurangnya kepercayaan
Bisakah Anda meninggalkan usaha selama sebulan dan mengizinkan partner bisnis untuk menjalankan bisnis sendiri? Jika tidak, Anda mungkin harus mempertimbangkannya kembali. Agar hubungan apa pun berhasil, itu membutuhkan kepercayaan. Dalam hal bisnis, diperlukan kepercayaan yang lebih besar. Anda tidak hanya berurusan dengan kehidupan sendiri tapi juga berurusan dengan kehidupan karyawan dan klien.