Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara mencatat volume penjualan karet daerahnya di pasar lokal sejak Januari hingga Mei 2020 mengalami penurunan akibat dampak pandemi Covid-19.
"Biasanya, saat ekspor melemah, penjualan di pasar lokal menguat. Namun tahun 2020 hingga Mei, ekspor dan penjualan lokal sama -sama turun, " ujar Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Minggu, 14 Juni 2020
Menurut dia, ekspor dan penjualan lokal yang turun dampak pandemi Covid-19 yang terjadi secara global. Hingga Mei 2020, penjualan karet di pasar lokal tinggal sebanyak 18.354 ton dari periode sama 2019 yang bisa mencapai 20.499 ton.
Dampak pandemi Corona sebagian besar industri, termasuk pabrik crum rubber tidak beroperasi atau beroperasi secara tidak penuh. "Akibatnya, permintaan karet di pasar lokal melemah seperti halnya ekspor, " ujarnya. Permintaan karet di pasar lokal semakin melemah karena stok di pabrikan cukup banyak dampak tertahannya/tertundanya ekspor dampak pandemi COVID-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gapkindo berharap, ekspor dan penjualan lokal di Sumut meningkat sejalan dengan mulainya era normal baru. Tahun 2019, penjualan karet di pasar lokal berkisar 47 ribuan ton. "Pemerintah juga diharapkan bisa menjaga stabilitas nilai tukar uang rupiah terhadap dolar AS sehingga. nilai jual karet tetap menguntungkan pengusaha dan petani, " ujar Edy.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ANTARA