Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Gara-gara PDI

Bm. Diah menyesalkan dan meralat tajuk koran harian Merdeka, yang isinya mendukung keputusan ketua DPP PDI yang membebas tugaskan MH. Isnaini dan Sunawar Sukowati sebagai ketua. (md)

16 Desember 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAJUK rencana biasanya mencerminkan haluan sesuatu suratkabar. Di situ opininya disalurkan. Ternyata tidak selalu demikian dari Merdeka, koran milik B.M. Diah, dalam menanggapi perpecahan di PDI. "Makna Tindakan Sanusi Hardjadinata," demikian judul tajuknya Sabtu pagi, 2 Desember, yang jelas mendukung keputusan ketua umum DPP PDI tersebut yang membebas-tugaskan Mh. Isnaeni dan Sunawar Sukowati sebagai ketua DPP PDI. Ditegaskannya bahwa hampir seluruh eks kader PNI, baik di dalam maupun di luar PDI, telah mendukung keputusan Sanusi itu. Senin pagi, 4 Desember, Merdeka berbicara lain lagi. Sekali ini B.M. Diah sendiri membubuhkan tandatangannya di bawah tajuk korannya. Biasanya tajuk rencana di koran itu muncul tanpa nama penulisnya. Diah meralat, malah "menyesalkan sekali" tajuk korannya, yang tersiar dua hari sebelumnya. Diah meminta pembacanya supaya "menganggapnya sebagai tidak tertulis." Siapa penulisnya? Diah tidak menyebut nama anggota redaksinya, penulis tajuk 2 Desember itu yang, katanya, "telah terbawa akibat terpengaruh akan perpecahan dan pertikaian yang berkecamuk dalam kalangan PDI." Tapi redaktur yang dikoreksi Diah itu, menurut sumber yang mengetahui di Merdeka, adalah Virga Belan. Cara pemberitaan Sanusi versus Isneni juga bisa mencerminkan sikap sesuatu media Tahun lalu dalam pertikaian PDI memihak kelompok Isnaeni, kini Suara Karya hanya memuat pernyataan Pangkopkamtib Laksamana Sudomo. Berita Yuda, berbeda dari tahun lalu, kini jelas menyajikan pemberintaan yang menguntungkan kelompok Sanusi. Antara seakan-akan memperlakukan kejadian besar itu tidak sebagai berita. Ia diam. Suratkabar seperti Kompas dan Sinar Harapan melihat berita penting di situ dan melaporkan peristiwa PDI sewajarnya dengan mengutip kedua pihak, tapi tahun lalu mereka cenderung memihak Isnaeni.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus