Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Garuda Indonesia 23 Kali Direct Call Manado - Jepang, Potensi Ekspor Tinggi

Maskapai Garuda Indonesia sudah 23 kali mengangkut ekspor direct call dari Bandara Sam Ratulangi Manado ke Narita, Jepang.

11 Maret 2021 | 06.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 yang dioperasikan maskapai Ethiopian Airlines ketika bertolak menuju Nairobi, Kenya, pada 10 Maret 2019 membuat sejumlah negara memutuskan untuk melarang Boeing 737 Max 8 beroperasi kembali, salah satunya yakni pada Maskapai Garuda Indonesia. TEMPO/Rully Kesuma

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - General Manager Garuda Indonesia Manado Vonny F. Pinontoan mengatakan maskapai Garuda Indonesia mendorong peningkatan kinerja ekspor perikanan di Provinsi Sulawesi Utara atau Sulut. "Hal ini kami lakukan karena melihat potensi ekspor sektor perikanan tersebut cukup tinggi," kata dia di Manado, Rabu, 10 Maret 2021.

Dia mengatakan Garuda Indonesia sudah 23 kali mengangkut kargo "direct call" atau ekspor langsung dari Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado ke Bandara Narita, Tokyo, Jepang. Vonny mengatakan dari 23 kali ekspor tersebut, total tonase ekspor sudah mencapai 356,2 ton.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca Juga: Garuda Indonesia Sediakan Layanan Tes Cepat Antigen Gratis, Simak Syaratnya

Sejauh ini, katanya, komoditas yang diekspor ke Jepang didominasi produk perikanan, seperti tuna. Selain itu ada hasil pertanian dan "general cargo". Dari 23 kali pengiriman, hanya tiga kali volume kargo melebihi 20 ton sekali kirim. Rekor tertinggi tercatat pada 6 Januari 2021, volume pengiriman mencapai 27 ton.

Naik turunnya volume tak lepas dari ketergantungan terhadap produk tuna dari Sulut dan Ambon serta daerah sekitar. "Kalau cuaca buruk, pasti tuna kurang, tentu volume juga ikut turun," kata Vonny.

Padahal, kata dia, potensi ekspor dari Sulut cukup besar, baik bidang perikanan, pertanian, maupun perkebunan. Bermacam produk dari "Bumi Nyiur Melambai", seperti bunga krisan pun menjanjikan untuk diekspor. “Hanya saja dari Jepang memang maunya yang grade A,” kata dia.

GM Garuda Indonesia, Vonny mengharapkan dukungan setiap pemangku kepentingan hingga pemerintah agar "direct call" ke Jepang bisa lebih optimal dan produk-produk pertanian dan perkebunan Sulut bisa ikut meramaikan "direct call", tak hanya tuna.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus