Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Gaya Taiwan Mencari Lahan

Dalam hal bisnis, taiwan cukup agresif. gnp-nya meningkat berlipat ganda. Amerika sempat gusar karena surplus perdagangannya terus anjlok. Tahun ini taiwan berencana meningkatkan investasinya di Asean.

30 Juli 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BELUM pukul 9 pagi, ketika telepon berdering. Dari scberang sana terdengar suara gadis, memikat tapi tidak genit. "Selamat pagi," katanya. "Maaf, pagipagi sudah mengganggu Anda. Saya Susan Lee, dari Overseas Buyers Scrvice Center. Bukankah kedatangan Anda ke Taipei untuk bisnis? Bidang apa yang Anda jalankan sekarang? Saya akan pertemukan Anda dengan para pengusaha di sini, dst., dst." Pada jam yang berbeda, hari yang lain, ada pula telepon dari manajer pelbagai perusahaan. Tujuannya sama: mengajak ketemu, menawarkan barang, atau minimal minta nama perusahaan tempat saya bekerja. Padahal, sudah saya tekankan, perusahaan mengirim saya, bukan untuk dagang. Mereka seperti tak peduli. Mungkin karena mereka lihat nama saya dalam daftar pembeli. Barangkali pihak hotel bekerja sama dengan instansi penerbit daftar itu -- tanpa menghiraukan profesi saya: wartawan. Saya memang mendapatkan kamar melalui Indonesian Chamber of Commerce to Taipei, perwakilan resmi RI di Taiwan. Bagaimanapun, itulah satu contoh agresivitas orang Taiwan berdagang. GNP Taiwan -- dengan tingkat pertumbuhan di atas 10% pada dua tahun terakhir -- 50%-nya memang tergantung ekspor. Hubungan dagang dengan AS, misalnya, membuahkan surplus berkepanjangan bagi Taiwan: US$ 13,5 milyar pada 1986 dan US$ 16 milyar tahun 1987. Tapi tahun ini habislah kesabaran AS. Taipei tak bisa mengelak dari desakan Washington untuk mengendurkan batasan impor. Sejak tahun lalu, produk pertanian AS masuk Taiwan, seiring dengan pemotongan 50% terhadap bea masuk bagi 3.000 jenis komoditi, dan apresiasi NT$ (National Taiwan) terhadap US$ sampai 40%. Surplus dengan AS pun tahun ini diproyeksikan lebih kecil, USS 10 milyar. Akibat langsung kebijaksanaan ini: 3.000 petani berarak mengajukan protes ke kantor perwakilan AS. Maka, produk pertanian dihentikan masuk, tapi komoditi lain lancar, sesuai dengan kampanye "Beli Amerika". Dan apresiasi itu, kata Wakil Menteri Ekonomi Wang Chienshien, "Mengancam daya tahan industri menengah dan kecil. Mereka menolak merger sebagai upaya bertahan." Padahal, penopang utama ekonomi negeri berpenduduk hampir 20 juta ini lebih dari 90% bergantung pada mereka. Beban hidup sehari-hari pun makin berat. Tingkat pengangguran kini 1,5%. Pertumbuhan investasi cuma 20%, cadangan devisa negara yang US$ 74 milyar (per Juli 1988) tak berarti banyak. Diversifikasi pasar kemudian menjadi alternatif utama, bagi Badan Perdagangan Luar Negeri (BPLN) Kementerian Ekonomi. Ekspor ke Eropa 1987 naik 65%, menjadi US% 7,87 milyar. Tapi ada ancaman proteksi, misalnya dari Italia -- yang tahun lalu mengimpor 18 juta pasang sepatu, tapi kini memesan hanya 9,5 juta pasang. Tapi seiring dengan pencabutan undang-undang darurat Juli tahun lalu, pemerintah juga tak lagi memberlakukan rezim devisa. Kini, setiap orang boleh membawa ke luar maksimal US$ 5 juta, per tahun. Itu berarti investasi ke luar makin longgar. Selama ini, investasi ke luar lebih banyak dilakukan tanpa melalui izin pemerintah, apalagi yang ke RRC -- sudah mencapai 300 proyek. ASEAN juga makin diperhatikan. Menurut deputi direktur BPLN, Ma Chyanyih, 55 tahun, "Jumlah investasi baru ke ASEAN pada 1988 ini direncanakan US$ 1,3 milyar." M.C.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus