Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Saingan Bursa Indonesia

Badan pelaksana bursa komoditi (bapebti) penyelenggara tunggal pasar komoditi, diketuai paian nainggolan. direktur PT Bahanadhana Persada, waluyo j bimo menolak tuduhan, dia agen future trading di tokyo.

30 Juli 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CARI untung itu harus tahu aturan. Seperti pada future trading, yang jelas jelas dilarang di Indonesia. "Seharusnya, yang boleh menyelenggarakan itu cuma Bapebti," tutur Paian Nainggolan, ketua Badan Pelaksana Bursa Komoditi. Badan di bawah pengawasan Departemen Perdagangan itulah yang ditunjuk membentuk pasar komoditi dengan barang yang jelas. Tapi ada saja kegiatan bursa komoditi dengan penyerahan barang kemudian (future trading) yang lepas dari Bapebti. Pelakunya adalah perusahaan swasta. Dan di Jakarta ada sekitar 10 perusahaan yang bergerak dalam future trading itu, di antaranya PT Bahanadhana Persada. Menurut Waluyo J. Bimo -- seorang direktur Bahanadhana -- perusahaan ini bukan membuat future trading sendiri. Melainkan menjadi agen atau perantara bagi masyarakat yang ingin mengikuti future trading di bursa Tokyo dan Hong Kong. "Kami tak membuka pasar seperti Bapebti," ujar Waluyo. Dengan demikian, perusahaan yang punya izin bergerak dalam bidang jasa konsultan itu tidak bertentangan dengan Peraturan Pemerintah maupun Keputusan Presiden. Dan nasabah bursa di luar negeri tak perlu repot-repot berhubungan langsung dengan pialang di sana, tapi cukup melalui perantara yang bercokol di dalam negeri. Dalam prakteknya, pemilik jasa konsultan ini agresif mencari nasabah. Mereka tentu pandai membujuk, dengan iming-iming keuntungan berlipat ganda. "Pokoknya, gampanglah," begitu pemanis yang meluncur dari mulut orang-orangnya. Mereka berusaha menanamkan kesan bahwa future trading pasti aman dan menguntungkan. Tak berbelit-belit prosedurnya, memang. Seperti jasa yang ditawarkan Bahanadhana. Untuk itu, seorang nasabah menyetor uang setidaknya 3 ribu dolar AS sebagai deposit. Uang itu dalam bentuk rupiah juga boleh. Duit itu akan dibagi menjadi 5 besaran, lot istilahnya, masing-masing 600 dolar. Jika setorannya 5 ribu dolar, per lot jadi seribu dolar. Nasabah yang mau menyetor tak dianggap bodoh. Mereka bebas menentukan komoditi yang mau dibeli, dengan harapan kelak harganya meningkat. Boleh pilih: kentang merah, kepompong ulat sutera, atau gula Hong Kong. Bukan barang itu yang menarik, tentu, melainkan gejolak harganya. Keuntungan bisa sampai 30% dari nilai transaksi, hanya dalam waktu 2 bulan. "Sementara ini, komoditi yang kami pegang baru tiga itu," kata direktur Bahanadhana, yang baru beberapa bulan berdiri di Jakarta. Jenis transaksinya pun boleh pilih, harian atau mingguan. Gejolak harga cukup dengan memonitor empat kali sehari pagi sampai siang -- di kantor Bahanadhana, di Wisma Antara, lantai 14. Jika nasabah kesulitan atau repot, konsultan Bahanadhana siap memberi pengarahan. Tapi pada tiap transaksi -- untung maupun buntung -- nasabah digaruk sekitar 80 dolar sebagai fee. Dari jumlah itu, "15 dolar untuk konsultan, sisanya yang 65 dolar untuk perusahaan," tutur Waluyo. Direktur itu juga menjamin bahwa nasabah tak bakal kesulitan menarik uangnya. Jika untung, misalnya, paling lambat hari berikutnya sudah bisa dicairkan. Bahkan nasabah yang ingin menarik seluruh investasinya tak akan menemui kesulitan. Konsultan investasi dari Bahanadhana secara meyakinkan biasanya berucap, "Cuma seminggu." Tapi nasabah biasanya akan terus bermain harga, seperti pemabuk yang tak puas-puas minum. Konsultannya pun bisa merangsang nasabah supaya mengejar untung terus, atau memulihkan kerugian. Konyolnya, banyak kalangan yang tertarik memutar uangnya di bursa-bursa luar negeri itu. "Orang kita itu 'kan menyukai spekulasi. Kalau nggak, mana bisa bursa-bursa itu berjalan ramai," kata Paian. Tak pelak lagi, rupiah demi rupiah mencelat ke luar negeri. Bunga deposito yang tak kena pajak penghasilan semakin berkurang daya tariknya -- mungkin karena tak ada unsur spekulasinya. Paian sendiri pernah jadi sasaran, dibujuk seorang investor consultant agar ikut melempar uang dari koceknya ke bursa gelap di luar negeri. Dengan demikian, bursa komoditi yang ia pimpin seperti ditantang. Sebagai ketua Bapebti, ia ingin membuat pasar future semenarik mungkin. "Kita harus bisa menarik duit yang ada di sana itu masuk kemari," katanya. Cuma, kapan? Suhardjo Hs, Yopie Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus