Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. Tigor M Siahaan mematok target penyaluran kredit kepemilikan rumah atau KPR tahun ini dengan menyasar perumahan kelas menengah berkisar Rp 700 juta sampai dengan Rp 900 juta per unit. Dengan begitu, perseroan berharap pertumbuhan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) tahun ini bisa melampaui realisasi pada 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika dibandingkan dari segi tujuan permintaan KPR di CIMB Niaga, pengajuan kredit dari end user atau pemilikan untuk rumah tinggal saat ini porsinya lebih besar daripada hunian untuk investasi. Pengajuan kredit perumahan untuk investasi juga saat ini disebutkan jauh berkurang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Oleh sebab itu, perseroan menyiasati dengan melakukan penetrasi ke segmen yang membutuhkan, yakni rumah tangga. Penyaluran kredit perumahan untuk rumah tinggal terutama perumahan kelas menengah lebih tepat dilakukan karena kebutuhannya selalu ada. "Dulu banyak investor, tetapi sekarang jauh berkurang. Banyak sekali end user karena orang butuh rumah," kata Tigor, Jumat, 21 Februari 2020.
Untuk mendorong pertumbuhan KPR, menurut Tigor, CIMB Niaga terus mendorong layanan kecepatan. Setidaknya, pengurusan KPR mampu selesai dalam waktu tiga sampai lima hari.
Sepanjang tahun 2019 lalu, KPR CIMB Niaga tumbuh sebesar 12,5 persen yoy dengan nilai Rp 33,78 triliun di tengah kelesuan sektor properti. CIMB Niaga juga mencatatkan penurunan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan atau NPL di sektor KPR.
Pada 2018, rasio kredit macet KPR yakni sebesar 2,5 persen dan turun menjadi 2,4 persen pada 2019. "Penyumbang NPL tergantung segmen, yang kami lakukan credit checking, itu benar-benar kami urus dari awal. Kalau dari profile bisa ditentukan, bisa cepat," kata Tigor.
BISNIS