Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

GMF mencari tambahan devisa

Garuda maintenance facilities adalah pusat perawatan pesawat milik Garuda. dengan GMF Garuda dapat menghemat biaya perawatan dan perbaikan serta menambah divisa negara.

25 Januari 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BENGKEL itu luas, tempo kerjanya tinggi, peralatannya lengkap. Tiga hanggar bisa ditemukan di sana hingga menjadikan GMF (Garuda Maintenance Facilities), satu dari empat pusat perawatan pesawat berbadan lebar di dunia. Biaya investasinya mencapai Rp 300 milyar. Dan ia bisa menampung dua pesawat besar sekaligus. Luar biasa! Terletak di ujung barat bandar udara Soekarno-Hatta, GMF dibangun tahap demi tahap ketika Garuda Indonesia susah-payah menekan rugi dari tahun ke tahun. Namun, jerih payah itu tak siasia. GMF terlalu canggih untuk tidak dibanggakan. Bengkel itu -- asal dikelola secara efisien -- pasti mampu menghemat, bahkan menambah devisa negara. Buktinya, pada tahun 1989, dengan GMF, Garuda bisa menghemat US$ 51 juta atau sekitar Rp 100 milyar. Caranya? Tahun itu ada enam pesawat Boeing 747 milik Garuda -- sudah 1020 ribu kali mengangkasa -- yang harus diganti kerangkanya. Penggantian itu dapat dilakukan di GMF, dengan biaya jauh lebih murah daripada di luar negeri. Selain itu, Garuda juga menghemat dari rendahnya ongkos perawatan (overhaul) pesawat yang sudah habis jam terbangnya. Adapun hanggar ke-1 dan ke-2 bisa dimanfaatkan untuk merawat dan memerbaiki pesawat Airbus dan Boeing bukan berbadan lebar. Hanggar ke-3 selesai dibangun Oktober 1991, dan di sinilah ditampung pesawat berbadan lebar. "Terbatasnya pesawat Garuda (73 pesawat) membuat fungsi perawatan dan perbaikan menjadi faktor yang penting. Apalagi GMF sudah mampu merawat pesawat berbadan lebar, yang semula hanya bisa dilakukan di luar negeri," kata Kepala Dinas Perbengkelan Garuda, Hadinoto, sebelum hanggar baru diresmikan Menteri Perhubungan Azwar Anas. Memang, penghematan yang dimungkinkan oleh GMF cukup menggiurkan. Hanggar itu dapat menampung sekaligus dua pesawat berbadan lebar seperti Boeing 747 atau Airbus 300. Sedang overhaul sebuah Boeing 747-200 yang sudah habis jam terbangnya (sekitar 26 ribu jam), bisa menghemat devisa hampir US$ 1 juta. Dari hanggar baru itu saja, Garuda diperkirakan sanggup menyelamatkan devisa negara sebesar US$ 200 juta pada tahun 1994. Selain penghematan, dari GMF Garuda mengharapkan tambahan devisa. Menurut Azwar Anas, beberapa armada penerbangan asing sudah menyatakan minatnya menyervis pesawatnya di GMF, karena biayanya lebih murah. Apalagi, bengkel sekelas GMF -- seperti milik JAL atau KLM -- juga telah meraup untung. Perusahaan penerbangan yang sudah menyatakan minatnya untuk perawatan pesawat antara lain Qantas dan British Airways. Yang juga beruntung dengan adanya hanggar ini adalah para teknisi Indonesia. Bengkel yang dikelola oleh Garuda dan IPTN ini merupakan ajang bagi mereka untuk memperdalam keahlian dalam bidang yang makin lama makin canggih itu. Dengan bertambahnya armada Garuda, jumlah teknisi yang dibutuhkan pun meningkat. Menurut Darmadi, Kepala Diklat Garuda, mendidik teknisi membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit. Lulusan SLA misalnya, paling tidak butuh waktu tujuh, bahkan kadang sembilan tahun sebelum siap diterjunkan. Sedang untuk lulusan S1, biasanya dari ITB, hanya diperlukan pendidikan lima setengah bulan sebelum dapat menguasai mesin, listrik, atau sistem komputer pesawat. Biaya latihan kerja bagi mereka yang antara lain dikirim ke Swiss dan Belanda selama ini, sudah sebesar Rp 50 milyar. Harga alih teknologi memang tidak murah. Tidak pernah murah. Diah Purnomowati dan Susilawati Suryana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus