Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Godaan di tengah resesi

Sejak daya beli menurun, produsen menawarkan barang-barangnya secara kredit. (eb)

3 September 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENGUNJUNG meluap di malam terakhir Pekan Raya Jakarta minggu lalu. Ada di antaranya yang "tergoda" oleh cara promosi yang kini sedang laku sebagai taktik baru: penjualan barang "murah" dengan cara kredit. Lebih dari 7 stand mengiming-ngiming konsumen. Ada yang menawarkan barang-barang elektronik, perabot rumah tangga, kendaraan bermotor sampai rumah tinggal. Salah satu yang diserbu pengunjung misalnya Cahaya Utama, penyalur kendaraan bermotor Suzuki dari Krekot Raya, Jakarta. "Setiap malam kami rata-rata menggaet 10 pembeli dengan nilai sekitar 7 juta," ujar Akip, 30 tahun, petugas pemasarannya. Taktik seperti itu ternyata bisa menaikkan omzet sampai 50%. Pembelian a contan, menurut Akip, mulai seret sejak setahun belakangan ini. Tentu biang keladinya, tak lain, resesi yang melemahkan daya beli konsumen. Itulah sebabnya pedagang seperti Akip mulai banting setir menjual barang dengan cara kredit. Gaya berdagang seperti itu sepintas lalu nampak lebih menguntungkan konsumen. Tapi tidak bagi Sudaryono, penduduk Kemayoran, yang menilai "cara kredit justru lebih menguntungkan pihak penjual." Karyawan PT Bogasari itu menghitung: dengan uang muka Rp 4,1 juta, angsuran Rp 451.000 per bulan selama setahun harga sebuah Suzuki Jimny lebih mahal. "Kalau dihitung harganya jadi Rp 9 juta lebih, padahal kontan cuma Rp 7,9 juta," gerutunya. Sudaryono malam itu tak berhasil menawar bunga 20% setahun yang disodorkan Akip. Lain halnya dengan Ujang Rukadi, 40 tahun, dari Karet Belakang. Pegawai negeri golongan II-D Depdagri ini merasa tidak dirugikan, malah tertolong. "Secara tak langsung saya dipaksa menabung," katanya. Ia mengambil motor Suzuki A-100 (bekas) yang uang mukanya Rp 130.000, separuh dari yang baru. "Dengan mengangsur Rp 25.000 per bulan masih bisa menyambung hidup," tambah bapak 3 anak dengan gaji Rp 80.000 itu. Hampir semua perkakas rumah tangga Ujang dibeli dengan kredit. Dan konsumen jenis inilah agaknya yang mulai bertambah jumlahnya Lagi pula berdagang dengan teknik kredit, meskipun rugi waktu, bisa menggaruk keuntungan berlipat. Itulah sebabnya sejak setahun ini PT Cahaya Elusa Prima yang berkantor di Case Building, Jakarta, bergerak di bidang kredit-mengkredit. Tapi sasaran tidak sembarang orang. CEP mengincar perusahaan (swasta) yang bonafide, dengan karyawan paling sedikit 100 orang, masing-masing bergaji di atas Rp 100.000. Seperti perusahaan mendring lainnya, CEP juga menawarkan pelbagai barang: televisi, kulkas, organ, dan pecah-belah dengan jangka waktu kredit minimal 4 bulan. Untuk barang berharga Rp 1 juta lebih dikenakan down payment (pembayaran pertama). Misalnya, organ Yamaha seharga lebih dari Rp 1 juta dikenakan down payment 25%, angsurannya Rp 150.000 per bulan. Perusahaan ini membeli barang-barang dari produsen secara tunai, dengan potongan 10-15%. Dengan mempekerjakan 5 salesmen dan seorang sales girl rata-rata CEP bisa menarik untung 30%. Menurut Henry Theophillus, kepala bagian penjualannya, kenaikan permintaan terjadi pada bulan kedua atau ketiga setelah penawaran. "Tapi sesudah bulan keempat permintaan cenderung menurun," katanya. Baik Akip maupun Henry berani meramalkan, musim kredit-mengkredit ini masih akan ramai sampai 5 tahun mendatang. Gara-gara resesi, daya beli masyarakat memang tidak bisa dipacu. Apalagi menurut si Akip: "Pihak produsen sendiri sudah banyak yang mulai terjun mengkreditkan barang. Kalau penyalur tidak ikut-ikutan, ya tidak bakal laku."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus