Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (Gubernur BI) Perry Warjiyo mengungkapkan nilai tukar rupiah akan tetap stabil ke depan. Bahkan, cenderung menguat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bahkan akan ada kecenderungan menguat, khususnya nanti di paruh kedua 2024," kata Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2024 yang dipantau secara daring pada Selasa, 30 Januari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perry menjelaskan, hal tersebut didukung dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global, kecenderungan penurunan imbal hasil alias yield obligasi negara-negara maju, termasuk US Treasury.
Selain itu, juga didukung dengan menurunnya tekanan penguatan dolar Amerika Serikat (AS), serta strategi operasi moneter Bank Indonesia yang pro-market untuk menjaga aliran masuk portofolio asing dan pendalaman pasar uang.
Perry mencatat, nilai tukar atau kurs rupiah hingga akhir Desember 2023 menguat 1,1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year on year/yoy). "Ini lebih baik dibandingkan dengan sejumlah negara lain, termasuk bath Thailand maupun peso Filipina."
Adapun penguatan tersebut, kata Perry, didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia. Selain itu, juga didorong oleh kembali masuknya aliran portofolio asing.