Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Hadapi Revolusi Industri 4.0, Ini Pesan Sri Mulyani

Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan universitas punya peranan sangat penting.

3 Februari 2018 | 17.46 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan orasi ilmiah dalam peringatan Dies Natalis ke-52 Universitas Negeri Semarang (Unnes) di Sekaran, Semarang, Jawa Tengah, 30 Maret 2017. ANTARA FOTO
Perbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan orasi ilmiah dalam peringatan Dies Natalis ke-52 Universitas Negeri Semarang (Unnes) di Sekaran, Semarang, Jawa Tengah, 30 Maret 2017. ANTARA FOTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan universitas punya peranan sangat penting dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Universitas disebut sebagai roda penggerak inovasi dan pengembangan teknologi dengan pendekatan Triple Helix dalam hilirisasi riset, yaitu sinergi antara pemerintah, swasta dan perguruan tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Nanti ke depannya, tren ini akan berubah menjadi kerja sama N-helix, yang tidak hanya melibatkan perguruan tinggi, swasta, dan pemerintah, namun juga kelompok masyarakat, filantropi, dan organisasi dalam dan luar negeri," kata Sri Mulyani, di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Sabtu, 3 Februari 2018. Hal ini disampaikan pada wisuda program pascasarjana memberikan orasi yang berjudul "Era Disrupsi: Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia Serta Upaya Mencapai Cita-Cita Nasional". 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Baca: Sri Mulyani Sebut Kemenhub Populer dengan Reputasi Korupsi

Dalam orasinya, Sri Mulyani membicarakan tentang era revolusi industri 4.0 yang mempunyai ciri otomasi dan ekonomi digital. Perkembangan super-computer, robot, artificial intelligence, dan modifikasi genetik mengakibatkan pergeseran tren tenaga kerja, yang tidak lagi bergantung pada tenaga manusia, tapi pada mesin.

Sri Mulyani mengutip studi dari McKinsey (2016) yang menyebutkan bahwa pada lima tahun ke depan sebesar 52,6 juta jenis pekerjaan akan digantikan oleh mesin. Hal tersebut mengikuti tren global dimana 60 persen pekerjaan akan mengadopsi sistem otomatisasi, dan 30 persen akan menggunakan mesin berteknologi digital. 

Hal ini yang berdampak pada pergeseran tren dunia dari sektor manufaktur ke sektor jasa yang membutuhkan tenaga kerja jenis middle-higher skilled, bukan lagi low-skilled labour. Di sisi lain, revolusi industri 4.0 juga membuka peluang baru.

Indonesia dengan demografi penduduk yang sebagian besar berada di usia produktif dan kelas menengah, serta status sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, mempunyai potensi sebagai pemimpin e-commerce dalam era ekonomi digital.

Rektor Universitas Indonesia, Prof. Muhammad Anis, juga membicarakan tentang revolusi industri 4.0. "Dengan adanya era revolusi industri 4.0, teknologi informasi menjadi lekat dalam kehidupan kita sehari-hari," ujarnya.

Merepons pesan Sri Mulyani tersebut, Anis menyebutkan, UI saat ini menawarkan beberapa mata kuliah yang membahas digital dan big data analisis. Selain itu, saat ini UI juga mengintensifkan kegiatan perkuliahan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menyelenggarakan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang diharapkan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh anak bangsa dari berbagai lapisan masyarakat untuk dapat menikmati pembelajaran di universitas negeri tersebut.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus