BISNIS penyelenggaraan jemaah ONH Plus alias "Haji VIP" makin gemuk. Pada musim haji lalu, misalnya, ada dua belas biro perjalanan yang ditunjuk Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji untuk urusan itu. Tapi hanya lima yang melangkah ke Arab Saudi. Tahun ini yang rekor mengail jemaah adalah PT Tiga Utama. Tahun lalu terjaring 154 kepala, tahun ini Tiga Utama membawa 353 jemaahnya untuk berhaji. Kemudian menyusul Musi Holiday yang menggiring 334 jemaah. Sedangkan Patuna menerbangkan 117 orang, Natrabu mengangkut 81 kepala. Dan yang masih papan bawah adalah Safari Walisongo, mengemong 42 jemaah. Bagaimana pada musim haji tahun depan? Apakah jumlah jemaah bakal susut gara-gara dipencet devaluasi? Ande Abdul Latief, 48, Direktur PT Tiga Utama, mengali-kali bahwa jemaahnya tak akan berkurang. ONH-nya memang pemerintah yang menetapkan. Mungkin Rp 3,2 juta lebih. "Tetapi, biaya di Arab Saudi tetap kami hitung dalam dolar untuk setiap jemaah. Dan itu tidak akan lebih dari delapan ribu dolar AS," kata Ande. Target Tiga Utama untuk tahun depan berkisar 350 sampai 500 jemaah. Untuk tahun depan, Tiga Utama, menurut Ande yang bergaya ground dan sudah 16 tahun menyelenggarakan haji itu, jemaahnya akan diangkut lewat Amsterdam, sebelum ke Jeddah. Mereka akan terbang dengan KLM. Dan para jemaah, sebagaimana yang sudah-sudah, tetap akan tidur di hotel berbintang lima plus makanan yang enak-enak. Dan, tentu saja, di Arafah mereka juga disuruh mengeram dalam tenda yang dilengkapi alat pendingin ruangan. Gaya Ande dinilai para bekas jemaahnya memberi servis yang sangat memuaskan. "Kita tak merasa bahwa telah membeli kemudahan yang telah disediakannya," kata Dirjen Perla, J.E. Habibie. Pujian yang kurang lebih sama juga datang dari jemaah lain, Ketua Kadin Indonesia, Sukamdani S. Gitosardjono. Tapi, menurut Fauzi Amnur, di antara empat ustad dalam tim pembimbing yang mendampingi jemaah Tiga Utama, "Ande terlalu memanjakan jemaahnya. Akibatnya, belum tentu kepuasan rohani mantap tercapai." Ande, sebaliknya, punya pendapat lain. "Mereka baru dalam tarap beribadat. Mari kita gembirakan mereka," katanya. Dalam gaya yang "wah" itu, diharapkannya mereka lebih khusyuk beribadat tanpa harus memikirkan ini itu lagi. Justru itu Ande Abdul Latief tak segan-segan mencarter hotel yang dekat dengan Masjidil Haram, misalnya. Meski dipakai hanya beberapa hari, ia sudah 3 bulan sebelumnya mem-booking hotel yang bertarif 50 rial sehari per kepala, dalam musim haji meningkat 6 ribu rial per hari. "Tiga Utama tak menghitung berapa rugi labanya. Itu urusan belakangan. Yang penting, bagaimana tamu Allah itu puas dan bisa bersyukur," katanya. Ande mengelak menyebutkan jumlah keuntungan yang diperolehnya untuk sekali musim haji. "Impas saja kami sudah untung," ujarnya. Tapi lain bagi PT Safari Walisongo yang di-baeah Majelis Dakwah Islamiyah Golkar. Perusahaan ini memasang tarif 6 ribu dolar AS untuk per jemaah. "Kami mendapat untung sekitar 500 dolar AS," kata H.D. Setiawan, 39, general manager PT Safari Walisongo. Katanya, dengan tarif sebegitu, jemaahnya juga bisa singgah di Singapura setelah pulang dari Mekkah. Menurut Setiawan, biaya yang termahal adalah menyewa flat di Mina. "Di sini memang puncaknya. Sewa sekamar yang 6.800 dolar AS itu hanya untuk tiga hari saJa. Tetapi kami ingin membantu meringankan dan menolong kesulitan para jemaah yang beribadat haji," kata orang Bali itu. Kenapa sekarang banyak yang memilih penyelenggara "Haji VIP"? Bagi Sukamdani, misalnya, urusan tak bertele-tele. "Tapi yan memilih jemaah ONH itu belum tentu ia tidak mampu," katanya. "Saya memilih Tiga Utama karena bisa cepat pulang ke Jakarta untuk urusan pekerjaan," kata Rachmini R. Uno 45. Direktris PT Argenta dan Wakil Ketua Departemen Latihan Kadin Indonesia. "Dan di kloter tentu kita harus menunggu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan," tambah ibu dua anak itu lagi. Zakaria M. Passe & Musthafa Helmy
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini