Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto menyarankan badan usaha selain Pertamina turut menjual avtur.
Baca juga: Harga Avtur Naik, Begini Strategi Citilink Indonesia
"Salah satu cara benar tidaknya avtur Indonesia jauh lebih mahal dari negara lain ya, coba ada badan usaha lain yang menjual avtur, selain Pertamina," kata Djoko Siswanto di Jakarta, Kamis, 19 Juli 2018.
Djoko menilai ketika tidak ada badan usaha lain yang menjual avtur maka penilaian harga tinggi belum bisa dinilai obyektif. Sedangkan di Indonesia avtur hanya dijual oleh Pertamina.
Simak pula: Harga Avtur RI Terlalu Mahal, Menhub Akan Temui Pertamina
"Ya biar tidak terkesan monopoli saja, kan kalau ada persaingan usaha, harga bisa bersaing juga," katanya.
Hingga saat ini, menurut Djoko, ada beberapa badan usaha yang sudah mengajukan proposal izin untuk menjual avtur. Namun ESDM masih mempelajari dan menjajaki teknisnya.
"Sudah ada PT AKR yang mengatakan peminatan, tapi belum terealisasi pengajuannya. Jadi detailnya saya belum bisa jelaskan juga," katanya.
Djoko juga mengungkapkan penyebab lain harga bahan bakar pesawat avtur di Indonesia naik. "Ini masih perkiraan saya saja ya, kalau saya taksir penyebab utamanya adalah luasnya wilayah Indonesia yang besar dan terdiri dari ribuan pulau," kata Djoko.
Djoko menjelaskan Indonesia yang berbentuk negara kepulauan menjadikan transportasi udara menjadi hal paling wajar untuk digunakan menjangkau antarwilayah.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, pihaknya akan melakukan negosiasi dengan PT Pertamina (Persero) agar menurunkan harga avtur minggu depan.
Saat ini harga avtur yang dijual Pertamina lebih mahal sekitar 20 persen dibandingkan harga internasional pada umunya. Dengan negosiasi yang dilakukan, setidaknya harga bahan bakar pesawat tersebut bisa turun hingga 10 persen.
Data yang dihimpun, harga avtur di Bandara Changi, Singapura, sekitar 178 sen/galon atau Rp6.583/liter. Harga ini termasuk yang paling murah dibanding bandara-bandara lainnya di dunia, termasuk di Riyadh, Arab Saudi, sekitar 200 sen/galon atau Rp7.397/liter.
Dalam situs Pertamina Aviation, avtur di Bandara Soekarno-Hatta saat ini dilepas pada harga Rp7.580 atau 0,56.20 dolar AS setiap liter sudah termasuk pengiriman ke pesawat namun belum menghitung PPN 10 persen dan PPH 0,3 persen khusus penerbangan domestik.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini