Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Harga Daging dan Telur Ayam Naik, Warga Dihimbau Konsumsi Ikan

Harga daging ayam di Samarinda, Kalimantan Timur mencapai Rp 30 ribu per kilogram.

18 Juli 2018 | 14.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Samarinda -Harga daging ayam di Samarinda, Kalimantan Timur mencapai Rp 30 ribu per kilogram, dari harga normal Rp 28 ribu per kilogram. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi dan UKM Provinsi Kaltim, Fuad Asaddin mengungkapkan hal tersebut dipengaruhi turunnya nilai rupiah terhadap dolar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, melemahnya rupiah juga memberi dampak terhadap harga telur ayam dari Rp 48 ribu per iring menjadi Rp 55 – 60 ribu per piring. Kondisi ini terjadi merata secara nasional.

“Berdasarkan pantauan yang dilakukan setiap hari oleh Tim Pemantau Harga Provinsi Kaltim, kenaikan harga daging ayam dan telur sudah terlihat sejak minggu kedua Juli 2018 lalu. Kenaikan kedua kebutuhan tersebut sudah merata di seluruh wilayah Indonesia termasuk Kaltim. Rupiah melemah dari Rp 13.200 menjadi Rp 14.378 hingga Selasa siang, 17 Juli 2018,” kata Fuad, melalui keterangan tertulis di Samarinda, Kamis, 18 Juli 2018.

Menurut Fuad, efek pelemahan rupiah menyebabkan pembelian terhadap 80 persen komponen pakan ternak yang masih impor menjadi mahal. Selain itu, pelarangan penggunaan antibiotic growth (ABG) bagi peternak, menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan ayam menjadi lambat.

Dari hasil pantauan tim Fuad, harga indukan dan day old chick atau DOC-- istilah untuk anak ayam yang berumur satu hari-- juga mengalami kenaikan. DOC per ekor meningkat dari Rp 6.155 menjadi Rp 6.655.

"Selain pakan, indukan dan harga DOC juga meningkat. Itu juga menjadi pemicu terjadinya kenaikan harga daging ayam," ujarnya.

Sumber daging ayam untuk kebutuhan Kaltim sekitar 70-80 persen lokal, sisanya daging beku dipasok dari Pulau Jawa. Sedangkan telur ayam sekitar 46 persen berasal dari lokal dan sisanya 36 persen didatangkan dari Sulawesi dan Pulau Jawa.

"Berdasarkan pusat informasi pemasaran (Pinsar) dibutuhkan waktu kurang lebih 45 hari untuk membesarkan DOC dan indukan agar dapat menurunkan harga ayam saat ini," ujarnya.

Untuk stok telur dan ayam di Kaltim, kata Fuad Asaddin, saat ini masih cukup untuk sekitar satu setengah bulan ke depan, sementera harga kebutuhan pokok lainnya dalam kondisi dinamis. "Masyarakat diimbau untuk tidak panik dan sementara waktu mungkin bisa menggantinya dengan meningkatkan konsumsi ikan," kata Fuad.

Baca berita tentang harga daging lainnya di Tempo.co.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus