Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Harga Emas Diprediksi Masih Loyo Pekan Depan, Kapan Waktu Tepat Membeli?

Harga emas diprediksi masih akan loyo pada perdagangan pekan depan.

28 Februari 2021 | 18.49 WIB

Pekerja menyelesaikan pembuatan cicin emas di Cikini, Jakarta, Selasa, 28 Juni 2020. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Pekerja menyelesaikan pembuatan cicin emas di Cikini, Jakarta, Selasa, 28 Juni 2020. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, JakartaHarga emas diprediksi masih akan loyo pada perdagangan pekan depan. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas bisa terkoreksi hingga menyentuh level US$ 1.700 per troy ons di pasar spot.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Kemarin harga emas sudah US$ 1.706 dan mendekati US$ 1.700. Besok bisa ke level lebih rendah, US$ 1.700 ini akan sangat tercapai,” ujar Ibrahim saat dihubungi Tempo, Minggu, 28 Februari 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fluktuasi harga emas terpengaruh oleh vaksinasi yang sudah berjalan di beberapa negara. Pada saat yang sama, Eropa kembali membuka perbatasannya dan menarik kebijakan lockdown atau pembatasan ketat. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ekonomi dunia akan mulai pulih.

Ibrahim mengatakan situasi ini memprihatinkan bagi investor logam mulia. Emas yang selama pandemi dianggap sebagai instrumen “safe haven” atau investasi yang aman terus mengalami penurunan harga seiring dengan pemulihan ekonomi.  

Sentimen negatif terhadap emas diperkirakan masih akan terus berlanjut sampai menyentuh level terendahnya di US$ 1.600 per troy ons atau Rp 875 ribu per gram dengan kisaran nilai tukar Rp 13.500 per dolar Amerika. Harga emas akan melemah bahkan setelah Presiden Amerika Serikat merealisasikan stimulusnya.

“Rupanya stimulus yang akan dikeluarkan Amerika belum bisa mengangkat sentimen positif emas. Setelah stimulus cair, tak akan bertahan lama, harga (emas) akan kembali jatuh,” kata Ibrahim.

Ibrahim memperkirakan harga emas akan sulit kembali menguat ke level kejayaannya di US$ 1.900 per troy ons. Pada saat-saat seperti ini, ia menyarankan pemilik logam mulia untuk menahan menjualnya karena akan rugi.

Sedangkan bagi masyarakat yang ingin membeli emas, ia menyarankan transaksi dilakukan saat emas berada di level US$ 1.600. “Namun kalau masyarakat mau mengoleksi emas, itu harus investasi jangka panjang 5-10 tahun. Kalau jangka pendek belum akan untung,” ujar Ibrahim.

Harga emas Antam yang diperdagangkan di situs logam mulia pada hari ini stagnan di level RP 917 ribu per gram. Harga emas turun Rp 5.000 dari posisi dua hari lalu. Harga emas pernah mencapai level tertinggi menembus Rp 1 juta per gram pada 2020.

 

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus