Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah analis mengeluarkan prediksi soal pergerakan harga emas dan kaitannya dengan saham emiten emas pada tahun depan. Apakah komoditas tersebut masih menjadi salah satu pilihan favorit investor pada tahun 2021?
Seperti diketahui, sepanjang tahun 2020, sejumlah saham emiten pertambangan emas berhasil mengisi jajaran top gainers indeks harga saham gabungan atau IHSG. Saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) misalnya. Saham emiten ini terapresiasi hingga 137,38 persen secara year to date (ytd).
Selain itu, saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) juga melonjak hingga 113,1 persen secara ytd, diikuti saham PT Wilton Makmur Indonesia Tbk. (SQMI) yang naik 67,7 persen, dan saham PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) yang menguat 57,69 persen.
Penguatan saham-saham itu terpicu kenaikan harga emas global. Harga emas sempat menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah US$ 2.000 per troy ounce.
Sementara berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis, 24 Desember 2020 hingga pukul 18.42 WIB, harga emas di pasar spot bergerak menguat 0,15 persen ke posisi US$ 1.875,63 per troy ounce.
Adapun harga emas berjangka kontrak Februari 2021 di bursa Comex bergerak menguat tipis 0,09 persen ke level US$ 1.879,3 per troy ounce. Tercatat sepanjang tahun berjalan 2020, harga emas telah menguat sekitar 23 persen.
Tim Riset Panin Sekuritas dalam publikasi Market Outlook 2021 memperkirakan rata-rata harga emas pada 2021 berada di posisi US$ 1.690 per troy ounce. Angka ini lebih rendah daripada rata-rata harga pada 2020 di posisi US$ 1.760 per troy ounce.
Namun perkiraan rata-rata harga tahun depan masih jauh lebih tinggi daripada rata-rata harga pada 2019 di kisaran US$ 1.395 per troy ounce. “Emas diekspektasikan akan menurun pada 2021, didorong oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi ke depan didorong dari perkembangan positif dari vaksin Covid19,” tulis tim riset Panin Sekuritas, dikutip Kamis, 24 Desember 2020.
Sementara itu, analis RHB Sekuritas Ghibran Al Imran mengatakan bahwa meskipun harga emas global pada tahun depan tidak seatraktif tahun ini, emiten masih berpotensi membukukan pendapatan yang cukup tinggi pada 2021. Hal ini seiring dengan aksi lindung yang telah dilakukan pada tahun 2020.
Ghibran mencontohkan MDKA saja sudah sign kontrak lindung nilai untuk emas di US$ 1.775 per troy ounce. "Memang hanya sedikit sekitar 3.000 oz emas saja, tetapi sangat baik dibandingkan dengan lindung nilai di US$1.300-US$1.400 pada 2020 untuk hampir setengah dari produksi mereka,” ujarnya Senin lalu.
Oleh sebab itu, dia memperkirakan MDKA sebagai top picks walaupun valuasi sudah cukup mahal karena potensi rata-rata harga yang tinggi. Ghibran juga meramalkan produksi emas kuartal I tahun 2021 mulai kembali normal setelah insiden kecelakaan tambang pada akhir kuartal III tahun 2020.
BISNIS
Baca: Bitcoin Melejit, Begini Proyeksi Goldman Sachs akan Nilai Emas
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini