Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi bidang Usaha Kecil dan Menengah Kementerian Koperasi dan UKM, Hanung Harimba Rachman, tidak menampik jika harga produk UMKM di Sarinah terbilang mahal. Dia berujar, hal tersebut memang disengaja untuk meningkatkan image produk atau sebagai branding UMKM.
“Kami ingin branding, bahwa produk UMKM kita bisa premium. UMKM tidak harus dibayangkan hanya produksi barang murah,” kata Hanung ketika ditemui wartawan di Kemenkop UKM, Kamis, 16 Maret 2023.
Menurut dia, UMKM Indonesia bisa naik kelas. “Kita juga bisa hasilkan produk premium dan dijual di Sarinah,” imbuhnya.
Karena itu, pihaknya enggan jika UMKM hanya memproduksi barang murah. Kendati begitu, produk UMKM berharga murah juga tetap diproduksi dan dipasarkan di tempat lain.
“Di Sarinah, kami ingin menampilkan bahwa UMKM perlu diapresiasi dengan harga pantas,” ujar dia.
Lebih lanjut, Hanung mengatakan kementeriannya juga mengupayakan scale up UMKM secara bertahap—dari sektor per sektor. Misalnya untuk mebel, pihaknya masih berfokus pada industri kreatif.
Salah satunya melalui kegiatan workshop untuk UMKM di daerah-daerah. Dalam workshop itu, pihaknya memberikan ragam pelatihan—salah satunya soal tren pasar dan perbaikan produk setelah dikurasi aggregator dan desainer. “Yang bagus, akan kami masukkan ke katalog untuk dipromosikan,” ujar dia.
Pilihan Editor: Soal Baju Bekas Impor, Kemenkop UKM Minta E-Commerce Lakukan Take Down dan Blacklist
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini