Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI, melalui laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, mencatat penurunan harga rata-rata sejumlah bahan pokok pada akhir pekan ini. Namun, harga beberapa komoditas seperti beras, dan minyak goreng tercatat masih melonjak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan data terbaru, 12 Januari 2024, BI mencatat rata-rata harga beras medium tercatat naik 0,34 persen dibandingkan kemarin menjadi Rp 14.800 per kilogram. Angka ini kian jauh dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp 10.900 per kilogram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Harga beras kualitas bawah pun naik 0,37 oersen menjadi Rp 13.700 per kilogram. Minyak goreng curah juga naik 0,33 persen menjadi Rp 15.400 per kilogram.
Sementara itu, bahan pokok lainnya turun harga seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan telur. Harga bawang merah tercatat turun 0,24 persen menjadi Rp 41.950 per kilogram. Sedangkan bawang putih turun 0,12 persen menjadi Rp 41.350 per kilogram.
Harga cabai merah besar yang sempat melonjak pada akhir 2023 dan Tahun Baru 2024 kini berangsur turun sebesar 8,62 persen menjadi Rp 58.850 per kilogram. Begitupun cabai merah keriting yang turun hingga 11,73 persen menjadi 53.800 per kilogram.
Lalu, cabai rawit hijau yang turun 13,3 persen menjadi Rp 48.250 per kilogram. Cabai rawit merah mengalami penurunan harga paling tinggi, yaitu 23,46 persen menjadi Rp 63.800 per kilogram.
Selanjutnya: Telur ayam ras juga tercatat mengalami penurunan harga sebesar....
Telur ayam ras juga tercatat mengalami penurunan harga sebesar 0,86 persen menjadi Rp 28.900 per kilogram. Kemudian harga ayam ras turun 1,06 persen menjadi Rp 37.250 per kilogram. Daging sapi juga turun tipis sebesar 0,04 persen menjadi Rp 138.100 per kilogram.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi memperkirakan harga beras di Tanah Air masih akan terus melonjak tahun ini. Ia menjelaskan, masalah utamanya adalah penurunan produksi di dalam negeri yang belum pulih.
Menurut Bayu, penurunan produksi terjadi lantaran sebagian sentra produksi di Pulau Jawa mengalami kemunduran musim tanam. Dengan demikian, waktu panennya pun akan mundur sehingga suplai beras dari dalam negeri negeri masih akan sulit.
"Ini memang berat bagi indonesia. BPS (Badan Pusat Statistik) bilang Januari hingga Februari Indonesia masih dalam defisit beras cukup besar," kata Bayu di kantor Perum Bulog, Jakarta Selatan pada Kamis, 11 Januari 2023.
Kendati demikian, ia mengatakan Bulog akan berupaya untuk menjaga harga beras dengan menggenjot program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Bulog akan meluncurkan beras SPHP mulai Februari atau Maret 2024. Beras SPHP akan dibanderol seharga Rp 10.900 per kilogram untuk meredam kenaikan harga beras saat ini.
Pilihan Editor: Rupiah Diprediksi Melemah pada Awal Pekan Besok