Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit Crohn, salah satu penyakit radang usus kronis, belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun, teori yang paling populer adalah karena sistem kekebalan tubuh penderita penyakit Crohn yang tidak bereaksi secara normal terhadap bakteri, makanan, dan substansi lain yang dianggap zat asing.
Baca juga: Waspada Penyakit Crohn, Ini Gejalanya
Menurut Sasza Chyntara Nabilla, mahasiswi program doktor dari Departemen of Materials, Universitas Oxford, sekitar 1 juta orang telah mengidap penyakit Crohn. Sebanyak 70 persen di antaranya memerlukan operasi pemotongan usus, dan 39 persen pasien bahkan akan memerlukan operasi pemotongan usus lanjutan dalam kurun waktu 8 hingga 10 tahun.
Sasza, dalam presentasinya di Gedung Universitas Atmajaya Jakarta pada Rabu, 9 Januari 2019, melakukan riset bersama Oxford untuk meneliti hydrogel tissue expander. Ini diharapkan menjadi salah satu solusi di dunia medis untuk mengatasi masalah usus yang terpotong karena operasi.
Menurut Sasza, sat ini banyak pasien yang ususnya harus dipotong karena penyebaran bakteri penyakit Crohn. Hal ini dapat menimbulkan malnutrisi hingga kematian. "Oleh karena itu, saya bersama Oxford sedang meneliti hydrogel tissue expander. Ini adalah gel yang nantinya dapat mengembang, sehingga merajut jaringan baru di usus,” kata Sasza.
“Gel ini akan dimasukkan sebagai implan di usus pasien. Jumlah dan kadarnya akan disesuaikan dengan kebutuhan, jadi tidak dipukul rata untuk semua pasien," ujar Sasza.
Nantinya, gel akan mengembang secara osmosis melalui cairan tubuh dan menarik jaringan baru sehingga akan menghasilkan usus buatan. "Setelah beberapa waktu, gel akan kembali dikeluarkan karena misinya sudah selesai,” kata Sasza.
Riset tersebut tercetus atas dasar kemanusiaan. Sasza menyebut bahwa bahan yang digunakan pun akan sangat ramah bagi kantong masyarakat. “Saya tidak mau orang meninggal secara sia-sia. Jika memang ada cara untuk sembuh, kenapa tidak," ujar dia.
Baca juga: Tilik Bahaya Bakteri E. Coli dalam Jajanan Anak, Cek Daftarnya
Dari segi biaya, kata Sasza, hydrogel ini terbilang murah. Untuk semua bahan dasar hydrogel hanya senilai Rp 1 juta. "Saya harap, harga yang murah ini nantinya dapat membatu masyarakat khususnya untuk menghasilkan usus buatan dan menurunkan angka kematian karena penyakit Crohn,” kata Sasza.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini