Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan berharap erupsi Gunung Agung tidak mempengaruhi agenda pertemuan tahunan IMF-World Bank yang akan digelar di Bali 2018. Dia berdoa agar letusan Gunung Agung berhenti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mudah mudahan kami berdoa janganlah. Tapi nanti kami lihat (perkembangannya)," kata dia di Jakarta, Senin, 27 November 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Luhut mengatakan tidak ada yang bisa memprediksi sampai kapan erupsi Gunung Agung akan berlangsung. Dia mengatakan para ahli pun tidak berani memberi jawaban pasti. "Enggak ada yang bisa memprediksi tadi saya tanya ahli nggak ada yang berani memberikan jawaban yang pasti," kata dia.
Sebab itu, Luhut hanya bisa berharap erupsi Gunung Agung dapat segera berhenti. Sehingga acara IMF-World Bank dapat berlangsung dengan lancar. "Jadi kalau sekarang sudah meletup, kami harap dalam tujuh delapan bulan kita sudah bisa kerja semua," kata dia.
Luhut menuturkan pemerintah sudah melakukan rapat kordinasi terkait penanganan erupsi Gunung Agung. Dia mengatakan pemerintah sudah melakukan langkah-langkah antisipasi, seperti penutupan Bandara Ngurah Rai. "Langkah antisipasi sudah kami buat," kata dia.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kasbani mengatakan Gunung Agung kembali erupsi pada Sabtu, 25 November 2017, pukul 17.20 Wita. Hingga saat ini Gunung Agung masih menunjukan gejala vulkanis.
Dari hasil analisis data visual dan instrumental serta mempertimbangkan potensi ancaman bahayanya, PVMBG mulai 27 November 2017 pukul 06.00 WITA menaikkan status Gunung Agung dari Level Ill (Siaga) ke level IV (Awas).
Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menyatakan menutup Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar Bali mulai tgl 27 November 2017 pukul 06.00 WITA selama minimal 24 jam, sambil menunggu perkembangan aktifitas Gunung Agung.