Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Komunikasi PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Emilia Bassar, mengungkapkan rencana pembangunan taman edukasi atau Edupark IMIP. Taman tersebut rencananya akan dibangun seluas 28 hektare (ha).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ada rencana saat ini sedang membangun Edupark IMIP yang berisi antara lain tumbuhan endemik di Sulawesi Tengah khususnya dan Sulawesi secara umum, lalu ada nursery, ada pengolahan kompos organik, kemudian ada maggot (belatung), dan laboratorium khusus lingkungan,” kata dia dalam pemaparannya di agenda Climate Communication Forum ke-9 pada Sabtu, 9 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lulusan S3 Kajian Budaya dan Media Universitas Gadjah Mada itu menerangkan, pembangunan Edupark IMIP merupakan salah satu upaya konkret IMIP mengimplementasikan pembangunan hijau (green building) di area industri selama lima tahun ke belakang. Ia menyampaikan, ragam upaya ini bentuk kepedulian perusahaan terhadap masalah lingkungan, termasuk kepada masyarakat yang tinggal, baik di dalam maupun di luar, kawasan industri IMIP.
Di dalam paparannya, Emil menyebutkan beberapa langkah lain yang telah dilakukan IMIP, pertama adalah mendukung kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) sebagai moda transportasi yang umum digunakan di area industri. Hal ini sekaligus sebagai upaya mendukung program transisi energi yang tengah digalakkan pemerintah.
Salah satu wujudnya berupa truk sampah listrik yang hingga saat ini sudah diuji coba sebanyak 28 unit. “Dan itu nanti akan beroperasi sekitar 400 unit di kawasan industri IMIP untuk mengurangi dump truck yang masih menggunakan bahan bakar fosil,” katanya. Ia mengatakan bahwa kemampuan jarak tempuh truk-truk tersebut sekitar 300 kilometer dengan kapasitas penampungan sekitar 50 ton benda atau material.
Sebagai upaya lanjutan, penggunaan EV dilanjutkan dengan pembangunan pabrik-pabrik pendukung dari kluster kendaraan listrik dalam rangka membangun ekosistem kluster. “Mulai dari litium, pengolahan bahan baku baterai, sampai kepada recycle atau daur ulang baterai,” ujarnya.
Upaya berikutnya yang dilakukan IMIP sebagai aksi hijau adalah mengembangkan pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan, seperti dengan tenaga gas (PLTG), surya panel (PLTS), dan juga tenaga air (PLTA) untuk pasokan listrik di kawasan industri.
Sejauh ini, PLTS yang dibangun di kawasan IMIP memiliki kapasitas 200 MW di area seluas 224,73 hektare. “Selain itu, tentu saja untuk transisi konversi ke energi baru terbarukan (EBT) juga ada program untuk transisi energi PLTG dan sekarang ini juga sudah ada tenant yang mempunyai PLTU Gas Buang di kawasan industri IMIP di Morawali,” Emil melanjutkan.
Adapun, sebagai bagian upaya mengurangi emisi karbon, IMIP melakukan pengelolaan dan pengawasan kualitas udara dan limbah lainnya. Menurut Emil, ini dilakukan dalam sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
Sebagai upaya melindungi makhluk hidup di area sekitar industri, IMIP juga melakukan penanaman mangrove dan melindungi terumbu karang dengan transplantasi khususnya di Kepulauan Sombori. Langkah ini sebagai upaya melindungi habitat satwa liar dan endemik, khususnya di provinsi Sulawesi Tengah.
Di luar itu, IMIP juga merehabilitasi lahan tambang yang telah mencapai 270 hektare dan melakukan penghijauan di area industri maupun di luar area industri. “Maksud kami adalah di area lain selain di kawasan atau di area pabrik itu seperti misalnya di jalan dan juga kantor,” kata dia.