PROYEK pembuatan pesawat terbang amfibi yang direncanakan dirut PT Nurtanio B.J. Habibie telah mendapatkan perhatian Jepang. Kepada koresponden TEMPO di Tokyo, seorang pejabat MITI (Departemen Perdagangan dan Industri Internasional Jepang) mengatakan, Agen Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) telah menyiapkan biaya sekitar 500 juta yen (lebih dari Rp 2 milyar) untuk studi kelayakan proyek tersebut. Studi itu akan menyusun ramalan kebutuhan pesawat amfibi di rim Pasifik, pemeriksaan tempat pelabuhannya, biaya perkembangan, dan harga per unit pesawat. Secara kongkret, baru Indonesia yang menawarkan kerja sama. Tapi pasaran terbuka juga di Malaysia, Filipina, Micronesia, Australia, dan Amerika Utara. DiJepang, pcrusahaan Shin Meiwa Industry (SMI) sudah merakit dan menjual pesawat arnfibi berkapasitas 12 penumpang yang mampu berlabuh di laut berombak sampai tiga meter. Langganannya antara lain Badan Pertahanan Jepang (Boeicho), yang mempergunakan pesawat itu untuk tugas pcnyelamat (rescue). Perusahaan Canadia, Kanada, juga sudah membuat pesawat amfibi yang dipakai di daerah Mediterania sebagai sarana pemadam api. Sedangkan perusahaan Grumann AS membuat pesawat komersial 28 penumpang berharga US$ 3,5 juta. Ketiga perusahaan tersebut, menurut juru bicara SMI, sudah diundang untuk turut dalamproyek Indonesia itu. Pesawat amfibi berkapasitas 40-50 penumpang akan dirancang di Indonesia. "Bila bisa laris sampai 300 unit, harganya jatuh sekitar US$ 5 juta, dan itu cukup murah," kata wakil kepala bagian penjualan SMI di Tokyo, Junsei Nagai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini