Indikator

PESAWAT ulang-alik NASA (National Aeronautics & Space Administration), AS, akan menempatkan sekaligus tiga satelit komersial. Misi tujuh hari yang dimulai 17 Juni itu akan merupakan usaha NASA mengembalikan pamornya sebagai peluncur satelit komersial. Kepercayaan terhadap NASA sudah meluntur setelah tiga kali gagal menempatkan satelit, termasuk Palapa B2, yang pernah dipesan Indonesia. Kendati dua satelit yang salah ditempatkan itu sudah bisa diambil kembali NASA, pasar peluncuran satelit sudah lebih dari 50% direbut saingannya, Arianespace. Arianespace, yang baru berusia empat tahun, biasa meluncurkan satelit dengan roket dari tengah hutan di Guyana Prancis, Afrika. Bukan hanya karena satelit yang ditempatkannya belum pernah melenceng, tapi juga harga yang ditawarkannya sekitar US$ 25.000 lebih murah dari tarif via NASA, US$ 200.000. Hal itu karena Arianne mendapat subsidi dari 11 negara Eropa yang memilikinya. Di AS juga sudah ada perusahaan swasta yang hendak terjun ke bisnis peluncuran satelit dengan roket model Atlas-Centauer. Tapi tanpa subsidi pemerintah dan lobby yang kuat, dlduga masih susah bersaing.