Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ini Isi Perjanjian Dagang Palestina dengan Indonesia

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bertemu dengan Menteri Ekonomi Palestina Abeer Odeh untuk membuat perjanjian dagang.

21 Desember 2017 | 03.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito melihat gerai daging bersih saat inspeksi ke Pasar Cihapit, Bandung, Jawa Barat, pasca lebaran, 28 Juni 2017. Mendag juga tertarik untuk mengadopsi penataan desain Pasar Cihapit untuk diterapkan di pasar-pasar tradisional. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bertemu dengan Menteri Ekonomi Palestina Abeer Odeh untuk membuat perjanjian dagang. Pertemuan itu terjadi saat Enggar mengadiri Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization (WTO) di Buenos Aires, Argentina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Enggar mengatakan kedua negara menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk membuka akses pasar ekspor dan impor. "Indonesia akan memberikan tarif preferensi 0 persen bagi kurma dan produk minyak zaitun yang berasal dari wilayah Palestina," kata dia di kantornya, Jakarta, Rabu, 20 Desember 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Indonesia saat ini tengah menunggu daftar permintaan barang yang dibutuhkan Palestina untuk diekspor. "Kami menyatakan siap mengirim dengan zero tarif sehingga rakyat Palestina akan menikmati barang dengan harga murah," ujar Enggar.

Atas dasar MoU tersebut, Menteri Keuangan akan menerbitkan PMK mengenai pembebasan bea masuk tersebut. Menurut Enggar, kebijakan tersebut akan berlaku mulai 1 Januari 2018.

Enggar menuturkan perjanjian kerja sama ini merupakan titah langsung dari Presiden Joko Widodo. "Ini perintah Presiden," kata dia. Selama ini, perdagangan dengan Palestina tidak dilakukan langsung melainkan melalui Jordan.

Selain dengan Menteri Ekonomi Palestina, Enggar juga bertemu dengan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Austalia, Steven Ciobo. Keduanya membahas perundungan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Enggar menuturkan kedua belah pihak sepakat perundingan, termasuk kerja sama dagang, yang terakhir dilakukan pada 4-8 Desember 2017 belum berakhir. Beberapa isu dinyatakan masih perlu ditangani lebih lanjut. "Kami sepakat agar perundingan dituntaskan sebelum Maret 2018," kata dia.

 

Vindry Florentin

Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus