Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bekasi - Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardojo memastikan light rail transit (LRT) dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) akan terintegrasi di Stasiun Halim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, fasilitas integrasi antara keduanya masih dalam proses pembangunan. “Ada skybridge-nya,” ujar dia di Depo LRT Jabodebek, Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 6 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melalui skybridge itu, Kuswardojo melanjutkan, penumpang kereta cepat akan bisa menggunakan LRT Jabodebek hanya dengan berjalan kaki. “Demikian pula yang dari LRT kalau mau ke Bandung tinggal jalan kaki pindah naik KCJB,” kata dia.
Karena masih dalam proses pembangunan, dia berujar, LRT Jabodebek saat soft launching pada 12 Juli 2023 tidak akan berhenti di Stasiun Halim, sehingga dari total keseluruhan 18 stasiun, hanya 17 stasiun yang bisa menjadi tujuan para penumpang LRT Jabodebek.
Selain itu, saat soft launching, LRT Jabodebek hanya menyediakan tiga stasiun keberangkatan untuk bisa dipilih. Stasiun itu adalah Jatimulya, Harjamukti, dan Dukuh Atas. Penumpangnya pun dibatasi, hingga periode 15 Agustus 2023.
Selanjutnya: “Dalam satu hari, kami menyiapkan...."
“Dalam satu hari, kami menyiapkan 4 perjalanan. Artinya, hanya ada kurang lebih 600 masyarakat saja yang bisa ikut dalam perjalanan,” ucap Kuswardojo.
Kemudian, setelah itu pada 18 Agustus 2023, LRT Jabodebek akan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Hal itu sekaligus menjadi tanda pertama kali kereta tersebut beroperasional secara komersial.
Soal tarifnya, kata Kuswardojo, masih dibahas dan belum diputuskan oleh Kementerian Perhubungan. Namun, LRT Jabodebek sudah mengusulkan dengan tarif dasar Rp 5.000 hingga tarif maksimal Rp 25 ribu.
"Tarif 5 kilometer pertama kami mengusulkan di-range Rp 5.000-7.000. Itu usulan tarif dasarnya. Kemudian akan ada penambaham biaya per kilometer Rp 850 dan Rp 1.200. Makanya kita sama-sama tunggu dari kementerian seperti apa," kata dia.
Menurut Kuswardojo, soal tarif tentu tergantung dari pemerintah. Artinya, seberapa besar pemerintah memberikan subsidi kepada warga masyarakat pengguna jasa LRT. Karena, menurut dia, semakin besar subsidi yang diberikan, maka pasti tarif juga akan semakin murah.