Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Jendela latief dibuka

Pasaraya Sarinah Jaya yang telah terbakar dibuka lagi dan akan diresmikan tgl 17 agustus. Direncanakan menjadi Toserba terbesar kedua di Asia. Toserba Sarinah akan dialihkan ke Gajah Mada Plaza.(eb)

2 Maret 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PASARAYA Sarinah Jaya (PSJ) bangkit lagi. Pusat pertokoan milik PT Tosersa Jaya, yang terbakar 22 Oktober lalu itu, pekan ini dibuka lagl tanpa upacara macam-macam, seperti toko biasa yang buka setiap hari. Di lantai dasar terdapat supermarket, restoran-restoran, dan arena rekreasl anak-anak. Lantai pertama diisi pameran pakaian jadi, kosmetik, barang kerajinan, dan barang barang cenderamata. Memang belum seramai sebelum terbakar dengan pameran di enam lantai. Tapi diharapkan gedung berlantai sembilan itu sudah rampung untuk diresmikan 17 Agustus mendatang. Direktur utama PT Tosersa Jaya, Abdul Latief, bertekad menjadikan PSJ sebagai toko serba ada terbesar kedua di Asia, setelah Seibu di Tokyo, Jepang. Sebelum musibah, rata-rata pengunjung PSJ di daerah elite Kebayoran Baru, Jakarta, itu adalah 22.000 orang setiap hari. Nantinya diharapkan Latief akan mencapai 60.000, meski PSJ bisa dipadati 100.000 pengunjung. Fasilitas parkir 800 mobil tersedia di gedung parkir berlantai delapan. Tak semua lantai PSJ akan menjadi arena pameran. Lantai lima akan digunakan sebagai pusat kesegaran jasmani, antara lain dilengkapi jalur untuk lari-lari sepanjang 400 meter. Lantai puncak hanya digunakan untuk auditorium. Pendek kata, "Gedung PSJ nantinya benar-benar bertaraf internasional," kata Latief. Menteri Muda Urusan Peningkatan Pemakaian Produksi Dalam Negeri dan merangkap ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Ginandjar Kartasasmita, yang mengunjungi PSJ, Senin lalu, sangat antusias atas pembukaan kembali Sarinah Jaya. Ia mengharapkan Sarinah Jaya akan menjadi jendela kaca produk dalam negeri bagi konsumen dalam dan luar negeri. Abdul Latief memang mempunyai gagasan untuk menjual produk-produk nasional berkualitas internasional. Di situ barang impor cuma diberi jatah 20%, selebihnya merupakan produk dalam negeri. Sekitar 60.000 jenis komoditi, yang akan dijual di situ, diperoleh dari 3.000 penyuplai. Yang jelas, menurut Latief, penekanan penjualan di Sarinah Jaya ada konsumen masyarakat kelas menengah atas. Di samping itu, Latief menepuk dada dengan menyatakan, pembangunan kembali Pasaraya Sarinah Jaya ternyata tidak mengandalkan pada klaim asuransinya di Asuransi Jasa Indonesia. Kerugian total atas kebakaran lalu mencapai Rp 17 milyar, sedangkan klaim asuransinya, kabarnya, berjumlah Rp 1 milyar. Sebagian dari kerugiannya, Rp 6,8 milyar, merupakan kredit BDN berbunga 19% per tahun. "Kredit tersebut merupakan pinjaman jangka panjang,", kata pemilik belasan perusahaan itu, -yang mengaku sudah 10 tahun menjadi nasabah BDN. Ia bertekad merampungkan pembangunan PSJ dengan biaya Rp 30 milyar, dengan atau tanpa pembayaran santunan asuransinya. Akan halnya nasib Toserba Sarinah, yang menempati empat lantai dasar di gedung berlantai 14 di Jalan Thamrin, yang terbakar dari lantai-lantai enam ke atas November lalu, belum memperoleh kepastian. Toko-toko di lantai yang tidak terbakar itu memang sudah ramai dikunjungi orang lagi sejak dibuka kembali seminggu sebelum Natal lalu. Namun, kabarnya, mereka akan dialihkan ke Gajah Mada Plaza. Gedung gagasan Bung Karno, yang dibangun dengan biaya US$ 25 juta itu, belum jelas ongkos pemugarannya. Dirut Sarinah, Ansar Sudirman, sampai hari Senin lalu belum memperoleh kepastian apakah bangunan lama Sarinah masih akan dipertahankan atau perlu diganti yang baru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus