Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan pemerintahannya sangat perhatian dengan kondisi desa. Ia mengklaim sejak 2015-2019 pemerintah pusat menggelontorkan Rp 257 triliun untuk Dana Desa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi berjanji pemerintah akan meneruskan alokasi dana ke desa ini dan menaikkan jumlahnya tiap tahun. "Merasakan enggak bahwa itu bermanfaat?," kata Jokowi saat bertemu dengan ribuan perangkat desa di Istora, Senayan, Jakarta, Senin, 14 Januari 2018.
"Rasakan," jawab para perangkat desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) itu. "Karenanya dana desa akan kami teruskan dan ditambah setiap tahunnya," kata Jokowi.
Jika dirinci, kata Jokowi, pemerintah mengalokasikan Rp 20,7 trilun (2015), Rp 47 triliun (2016), Rp 60 triliun (2017), Rp 60 triliun (2018), dan Rp 70 triliun (2019). "Total sampai tahun 2019 ada penyaluran Rp 257 triliun kepada desa-desa di seluruh Tanah Air, 74 ribu desa," ujarnya.
Jokowi menuturkan, Rp 187 triliun dana desa sudah terealisasi hingga akhir 2018. Dari jumlah tersebut, banyak terbangun sejumlah fasilitas.
Rinciannya, kata dia, jalan desa sepanjang 138 ribu kilometer, 6.500 pasar kecil, 11.500 Posyandu, 18 ribu PAUD, 791 ribu meter jembatan. Hal ini, menurut Jokowi, menandakan dana desa sudah terlaksana dan bermanfaat bagi desa.
Selain itu, Jokowi meminta para perangkat memastikan agar dana desa yang telah dikucurkan terus berputar di sana dan tidak kembali lagi ke kota. Menurut Jokowi, berdasarkan teori ekonomi kesejahteraan dihitung jika perputaran uang semakin banyak di suatu wilayah.
"Sehingga saya titip yang Rp 257 triliun terus berputar di desa. Jangan dibiarkan uang ini masuk ke kota apalagi Jakarta," ujarnya.
Kepada para perangkat desa ini, Jokowi membeberkan cara agar uang tersebut bisa terus berputar di desa yang bersangkutan. Menurut Jokowi, hal itu bisa dilakukan dengan membuat jalan desa yang bahan materialnya dibeli di toko setempat atau membangun irigasi dengan pekerja lokal. "Jangan ambil dari kota. Supaya uang beredar," tuturnya.