Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

15 Juni 2023 | 11.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045 di mana pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita Indonesia mencapai US$ 30.300 dan angka kemiskinan menjadi 0,5-0,8 persen. Hal itu disampaikan dalam acara peluncuran rancangan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertama, kata Jokowi, yang penting stabilitasi bangsa yang harus terjaga. Menurut dia, tidak ada satu negara pun yang berhasil mencapao kemakmuran saat kondisi negara itu tidak stabil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ndak ada. Tunjukkan negara mana. Saat negaranya terpecah nggak akan mencapai kemakmuran. Kisruh terus nggak akan namanya mencapai sebuah kemakmuran," ujar Jokowi di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis, 15 Juni 2023.

Selanjutnya, acuan kedua, harus ada keberlanjutan dan kesinambungan. Kepala negara mengatakan, jika sudah SMA, seharusnya harus diteruskan hingga perguruan tinggi, jangan sampai kembali lagi ke SD. Jokowi mengibaratkan kepemimpinan itu sebagai tongkat estafet yang harus berkelanjutan.

Acuan ketiga, sumber daya manusia yang disebut Jokowi sebagai kekuatan besar Indonesia. Namun, dia berujar, jangan hanya menang dari segi jumlah. "Tetapi juga harus dari segi kualitas SDM-nya. baik secara fisik, skill, karakter, produktif, dan disiplin. Ini yang harus dibenahi total termasuk penguasaan Iptek," tutur Jokowi.

Dia mengatakan pada 2030 Indonesia akan megalami puncak bonus demografi di mana 68,3 persen total penduduk Indonesia berusia produktif yang ini terjadi hanya sekali dalam peradaban sebuah negara. Jokowi mengatakan hal itu bisa menjadi peluang, tapi juga bisa jadi sebuah bencana, jika Indonesia tidak bisa mengelolanya.

Jokowi juga melihat berdasarkan pemberitaan, di negara lain karema sulit mencari kerja, lulusan S2 yang seharusnya bisa menjadi guru sampai harus menjadi tukang sapu. Dia juga mencontohkan ada sebuah negara di Benua Afrika yang pada 2015 mendapatkan bonus demografi, tapi dalam 7 tahun justru terjadi pengangguran yang melonjak hingga 33,6 persen.

"Saya tidak usah sebut negaranya mana, tapi saya yakin bapak ibu tahu. Dan kita tidak ingin terjadi seperti itu. Tapi kita harus bekerja keras memanfaatkan peluang ini," tutur Jokowi.

M. Khory Alfarizi

M. Khory Alfarizi

Menjadi wartawan sejak 2018. Pernah meliput isu teknologi, sains, olahraga, dan ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas. Alumni Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, program studi akuntansi. Mengikuti Kursus Jurnalistik Intensif di Tempo Institut dan magang menjadi wartawan Tempo pada akhir 2017.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus