Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sampai Agustus 2018 menggambarkan posisi yang sangat baik. Hal tersebut dilihat dari berbagai komponen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Postur APBN Kita sampai dengan Agustus 2018 menggambarkan APBN 2018 masih sangat baik posisinya dan pasti lebih baik dr 2017," kata Sri Mulyani dalam rilis APBN Kita di Kementerian Keuangan, Jumat, 21 Agustus 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi per 31 Agustus 2018 sebesar 5,17 persen. Angkat tersebut menunjukkan peningkatan, jika dibandingkan dengan Agustus 2017 yang sebesar 5,07 persen.
Inflasi, kata Sri Mulyani pada Agustus 2018 sebesar di 3,2 persen. Angka tersebut menunjukkan lebih rendah dari asumsi APBN yang sebesar 3,5 persen.
"Lebih rendah atau lebih stabil dan lebih baik dari tahun lalu yang sebesar 3,6 persen," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan nilai tukar rupiah juga terimbas oleh dinamika global tersebut.
"Untuk nilai tukar sampai dengan year to date realisasi kita telah mencapai di 13.944," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan realisasi hingga Agustus tersebut sedikit melemah dibandingkan tahun lalu yang realisasinya sebesar Rp 13.384. Sedangkan realisasi pada Juli 2018 sebesar Rp 13.855.
Sementara itu suku bunga rata-rata untuk Agustus ini adalah sebesar 4,7 persen persen. Menurut Sri Mulyani angka ini masih lebih rendah dari 2017 yang mencapai 5,00. Sedangkan pada Juli 2018 sebesar 4,57 persen.
Lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan harga minyak mentah sampai dengan Agustus rata-rata US$ 67 per barel. Angka tersebut di atas asumsi APBN yang sebesar US$ 48 per barel.
Sedangkan realiasi lifting minyak pada Juli 2018 mencapai 770 ribu barel per hari. Angka tersebut, kata Sri Mulyani, menunjukkan lebih rendah dari angka APBN yang sebesar 800 ribu barel per hari.
Untuk lifting gas realisasi hingga 31 Juli yaitu sebesar 1.153 ribu barel setara minyak per hari. Hal ini juga lebih rendah dari asumsi APBN sebesar 1.200 ribu setara minyak per hari.