Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kekeringan, Produksi Padi Berpotensi Hilang 265 Ribu Ton

Kementerian Pertanian mencatat adanya potensi kehilangan hasil tanaman padi akibat kekeringan sebesar 265,536 ton.

25 Juli 2019 | 22.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO. CO, Jakarta - Kementerian Pertanian mencatat adanya potensi kehilangan hasil tanaman padi akibat kekeringan yang terjadi pada Januari hingga Juni 2019 mencapai 265.536 ton. Sedangkan wilayah tanam padi atau sawah yang terimbas kekeringan mencapai 155.439 hektare, dengan wilayah puso atau tak menghasilkan panen tercatat sekitar 20.050 hektare.
 
Direktur Perlindungan Tanaman Direktorat Perlindungan Tanaman Kementerian Pertanian Edy Purnawan mengatakan, saat ini Kementan sedang menggencarkan mitigasi bencana untuk mengantisipasi dampak kekeringan. Salah satu caranya ialah dengan penanaman padi gogo. 
 
“Padi gogo ditanam di lokasi kekeringan yang memungkinkan masih ditanami,” ujarnya dalam pesan pendek, Kamis, 25 Juli 2019. Bahkan, di beberapa wilayah, Kementerian Pertanian melakukan percepatan penanaman padi gogo. 
 
Menurut Edy, pihaknya juga memanfatkan rawa tengahan atau rawa dalam yang mengering dan airnya menjadi dangkal untuk ditanami padi. Selain itu, kementerian telah mendistribusikan 52 ribu unit pompa air di lokasi kekeringan untuk memastikan adanya irigasi atau saluran air. 
 
Sebelumnya, Kementerian Pertanian telah mendirikan posko kekeringan di sejumlah kabupaten terdanpak. Sembari mendirikan posko, kementerian juga telah menetapkan calon petani calon lokasi atau CPCL sebagai bentuk mitigasi bencana. 
 
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya merilis data bahwa 35 persen wilayah Indonesia pada awal Juli lalu telah memasuki musim kemarau. Wilayah yang telah memasuki musim kemarau meliputi pesisir utara dan timur Aceh, Sumatera Utara bagian utara, Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan bagian tenggara, pesisir barat Sulawesi Selatan, pesisir utara Sulawesi Utara, pesisir dalam perairan Sulawesi Tengah, sebagian Maluku, dan Papua bagian selatan. 

Musim kemarau tahun ini diprediksi akan mencapai puncaknya pada Agustus hingga September 2019. Sejumlah daerah diperkirakan mengalami musim kemarau panjang, misalnya 21 hari tanpa hujan. Dengan demikian, sejumlah wilayah memasuki status waspada kekeringan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut laporan Unit Pelaksana Teknis Daerah – Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTD BPTPH) Dinas Pertanian Provinsi, kekeringan pada pertanaman padi selama periode Januari hingga Juni 2019 lebih rendah 78,18 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | FRISKI RIANA

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput untuk kanal ekonomi dan bisnis di Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus