Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kemenkeu Beberkan Faktor Pemicu Pertumbuhan Ekonomi 2022 Tetap di Atas 5 Persen

Kemenkeu memaparkan sejumlah faktor yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga di atas 5 persen. Apa saja?

7 Agustus 2022 | 10.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan atau Kemenkeu memaparkan sejumlah faktor yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga di atas 5 persen. Angka pertumbuhan pada kuartal II 2022 yang sebesar 5,44 persen secara tahunan juga diperkiran bakal terus terjaga tumbuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kementerian Keuangan memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2022 akan berada pada kisaran 5,1 – 5,4 persen," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Rahayu Puspasari dikutip dari siaran pers, Ahad, 7 Agustus 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rahayu menjelaskan, indikator yang mencerminkan pergerakan ekonomi ke depan masih menunjukkan laju pemulihan yang stabil. Dia mencontohkan Indikator Purchasing Managers’ Index Indonesia kokoh berada di zona ekspansi dalam 11 bulan terakhir dan menguat di bulan Juli 2022.

Pada kuartal II 2022, ekspansi sektor manufaktur dan perdagangan juga stabil, sejalan dengan perbaikan kapasitas produksi dan permintaan dalam negeri. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan sektor manufaktur dan sektor perdagangan masing-masing tumbuh 4 dan 4,4 persen secara tahunan pada kuartal II.

"Aktivitas manufaktur yang kuat terus diindikasikan oleh pergerakan PMI manufaktur nasional yang selalu berada dalam zona ekpansi di sepanjang kuartal II," ucap Rahayu.

Indikasi ini juga menurut dia diperkuat dengan kapasitas produksi manufaktur yang terus mendekati level prapandemi, yaitu pada kuartal II-2022 sebesar 72,91, dan rata-rata kuartalan pada periode 2015-2019 sebesar 73,75. Selaras dengan sektor manufaktur, sektor perdagangan juga terbukti tumbuh stabil.

"Keberlanjutan pemulihan dua sektor utama penopang pertumbuhan ini juga tercermin dari kinerja penerimaan perpajakan masing-masing sektor yang rata-rata tumbuh 56,3 persen dan 78,4 persen (yoy) pada kuartal II," kata Rahayu.

Di sisi lain, sektor konstruksi tumbuh sebesar 1,0 persen secara tahunan, Sektor transportasi dan sektor penyediaan akomodasi makan minum masing-masing tumbuh 21,3 persen dan 9,8 persen, tingkat hunian hotel rata-rata pada kuartal II sebesar 44,8 persen, serta tingkat penerbangan domestik juga rata-rata tumbuh 34,6 persen.

Kinerja sektor ini ditopang aktivitas konsumsi masyarakat yanh meningkat pada periode bulan Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri. Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,5 persen secara tahunan pada kuartal II, setelah pada kuart sebelumnya sempat tersendat akibat penyebaran varian Omicron.

"Stabilitas pertumbuhan konsumsi juga tidak terlepas dari peran APBN yang dioptimalkan untuk menyerap tingginya tekanan inflasi global. Tingkat inflasi nasional memang dalam tren yang meningkat, terutama dalam dua bulan terakhir," ucap Rahayu.

Tingginya harga komoditas saat ini juga kata dia menjadi katalisator kuatnya pertumbuhan sektor pertambangan dan pertanian. Pertumbuhan sektor pertambangan melanjutkan tren penguatan dengan tumbuh sebesar4 persen secara rahunan pada kuartal II 2022.

Di tengah tingginya harga komoditas energi, investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada periode ini hanya tumbuh 3,1 persen. Namun, investasi jenis mesin dan kendaraan komersial masing-masing tumbuh 16,3 persen dan 7 persen, dan belanja modal pemerintah pusat di kuartal II tercatat tumbuh 53,4 persen.

Neraca perdagangan Indonesia pada periode itu juga masih mampu surplus tinggi. Hal ini ditopang oleh ekspor secara riil tumbuh 19,7 persen secara tahunan dan impor riil yang masih relatif tinggi mencapai 12,3 persen. Kenaikan itu diikuti pertumbuhan impor nominal bahan baku dan barang modal yang selama kuartal II masing-masing sebesar 27,7 persen dan 21,3 persen.

Rahayu memperkirakan pertumbuan ekonomi di masa mendatang masih akan melaju dengan kuat. "Indikator yang mencerminkan pergerakan ekonomi ke depan (leading indicators) masih menunjukkan laju pemulihan yang stabil."

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus