Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kementerian ESDM Perpanjang Program Transisi Energi dengan Inggris hingga 2027

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperpanjang Kerja Sama Program Indonesia-Inggris Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI) hingga 2027.

4 Agustus 2023 | 13.34 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat ditemui wartawan di kantornya, Jakarta Pusat pada Jumat, 14 Juli 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
material-symbols:fullscreenPerbesar
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat ditemui wartawan di kantornya, Jakarta Pusat pada Jumat, 14 Juli 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperpanjang Kerja Sama Program Indonesia-Inggris Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI) hingga 2027. Perpanjangan kerja sama ini disepakati Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart.

Arifin mengatakan, dalam kerja sama ini Inggris akan meningkatkan dukungan terhadap Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission (NZE). Awalnya, program MENTARI dijadwalkan hingga akhir 2024.

"Diperpanjang hingga 2027 dan Inggris akan memberikan tambahan GBP 6,5 juta atau setara Rp 135 miliar," kata Arifin di Kementerian ESDM, Jumat, 4 Agustus 2023.

Arifin menyebut MENTARI menjadi mitra utama Kementerian ESDM untuk meningkatkan perencanaan dan pengadaan energi terbarukan, baik dalam aplikasi on grid maupun off grid,  mengedepankan kebijakan, rekomendasi dan kajian teknis. 

Tak hanya memberi dukungan melalui MENTARI, kata Arifin, Inggris bakal mendukung transisi energi Indonesia melalui program lainnya. Termasuk melalui Just Energy Transitions Partnership (JETP) dan Joint Economic And Trade Comitte (JETCO).

Indonesia bakal mencari mitra lain untuk transisi energi

Di sisi lain, Arifin mengatakan Indonesia bakal mencari mitra lain untuk menjalankan tarnsisi energi. Pasalnya, Indonesia membutuhkan investasi hingga US$ 1 triliun pada 2060. Arifin berujar, kebutuhan pendanaan meningkat lantaran Indonesia bakal menerapkan pensiun dini pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. 

"Kami membuka peluang kerja sama yang lebih luas untuk mencapai target tersebut," kata Arifin.

Adapun Menteri Keamanan dan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart mengatakan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, berpotensi besar dalam pengembangan energi terbarukan. Bahkan, Indonesia bisa berperan utama dalam transisi energi bersih di Asia Tenggara.  

"Dengan bantuan keahlian dan investasi Inggris, Indonesia akan mempercepat transisinya dari batu bara ke listrik bersih, serta bekerja keras dalam mencapai net zero pada tahun 2060 atau lebih cepat," ujar Stuart.

Ihwal program MENTARI, Stuart berujar program tersebt juga dtujukan untuk membantu Indonesia mewujudkan potensi energi terbarukan. Program tersebut, kata dia, akan mempercepat investasi energi terbarukan untuk membantu Indonesia menuju ekonomi hijau. "Membantu negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara ini mewujudkan potensi energi terbarukannya," tuturnya.

Pilihan editor: Soal LPG 3 Kg Langka, Kementerian ESDM Beberkan Modus Penyelewengannya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus