Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kepala Otorita Batam, Ismeth Abdullah:

22 Maret 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya dikenal sebagai penentang rencana pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah (PPn-BM) di Batam yang gigih, kini Ismeth Abdullah jauh lebih lunak. Kepala Otorita Batam yang diangkat Presiden Habibie menggantikan Fanny Habibie pada 1998 itu akhirnya bersedia berkompromi. "Kami ikut saja apa pun keputusan pemerintah di Jakarta untuk Batam," ujarnya kepada Y. Tomi Aryanto dari TEMPO melalui sambungan telepon, Kamis pekan lalu.

Betulkah ada penurunan investasi setelah pemberlakuan PPN dan PPn-BM awal tahun ini?

Januari-Februari ini ada 10 perusahaan modal asing masuk dengan nilai US$ 22 juta. Angka ini turun 16 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Tapi itu juga karena faktor kondisi ekonomi dunia yang belum pulih, dan beberapa masalah menyangkut penegakan hukum dan hak asasi manusia yang masih menjadi ganjalan beberapa negara, terutama Eropa. Prinsipnya, Batam masih tetap dianggap menarik.

Masalah hukum apa yang paling dikeluhkan investor?

Kepastian dan konsistensi kebijakan pemerintah atas Batam yang memang belum jelas, terutama dengan belum diputuskannya Undang-Undang Kawasan Perdagangan Bebas (FTZ).

Mana yang Anda pilih, FTZ untuk seluruh Pulau Batam atau model kawasan berikat?

Mana saja tidak jadi masalah. Kami akan ikut saja apa yang jadi keputusan pemerintah dan DPR di Jakarta.

Kok Anda jadi begitu lunak. Bukankah dulu Anda amat menentang pencabutan hak istimewa itu?

Setelah ada penyesuaian kebijakan, kami bisa terima. Kalangan industri juga bisa, karena sebagian besar barang diekspor. Mereka tidak kena imbasnya.

Tapi protes tetap datang dari pedagang, mereka yang oleh pemerintah diduga selama ini banyak menikmati untung dari penyelundupan?

Kalau bicara soal penyelundupan, bukan hanya Batam, di daerah lain juga terjadi. Bahkan mungkin lebih besar yang masuk ke Jakarta. Nanti akan tercipta ekuilibrium baru dengan sistem yang juga baru.

Bagaimana dengan mereka yang kehilangan lahan "rezeki" karena kebijakan baru ini?

Itu tadi, akan tercipta ekuilibrium baru. Akan ada penyesuaian.

Mengapa Anda begitu tenang?

Ada komitmen Bea Cukai dan Kantor Pajak untuk tidak akan mempersulit arus barang dan bisnis. Batam masih akan tetap menarik. n

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus