Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kerjasama Ekspor dengan Mozambik Penting, Ini Penjelasan Mendag

Perjanjian Preferential Trade Agreement atau kerjasama ekspor Indonesia dengan Mozambik telah resmi berlaku

28 Agustus 2019 | 13.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Mozambik, Ragendra Berta de Sousa dalam pertemuan bilateral di kota Maputo, Mozambik Selasa 27 Agustus 2019 waktu setempat.TEMPO/Eko Ari Wibowo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Maputo - Perjanjian Preferential Trade Agreement Indonesia dengan Mozambik telah resmi berlaku setelah Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Mozambik, Ragendra Berta de Sousa meneken kerjasama di kota Maputo, Mozambik Selasa 27 Agustus 2019 waktu setempat. Menurut Menteri Enggartiasto, masuknya produk atau ekspor Indonesia di Mozambik tidak hanya akan menyasar negara di kawasan timur Afrika tersebut namun ke depan bisa membuka pasar di Benua Afrika secara keseluruhan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Mozambik bisa menjadi hub bagi produk Indonesia yang kemudian bisa diekspor juga di negara lainnya di Afrika," ujar Enggartiasto di Kota Maputo, Mozambik, Selasa 27 Agustus 2019 waktu setempat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengungkapkan kerjasama yang dibangun antara kedua negara akan menjadi pendongkrak ekonomi kedua negara. Selama ini, pasar ekspor tradisional Indonesia sudah mulai stagnan. Sehingga perlu pasar baru untuk digarap seperti Benua Afrika. Hanya saja, politikus asal Partai Nasdem itu mengungkapkan bahwa tak mudah membuka pasar di Afrika. Sejumlah negara di Afrika memiliki perkumpulan negara yang tidak bisa dilakukan dengan satu negara saja.

"Afrika Selatan punya perkumpulan negara sehingga tak mudah ditembus, Nigeria juga pasar potensial tapi mereka juga punya Ecoast. Nah Mozambik lebih fleksibel dan lebih terbuka," ucapnya.

Di benua Afrika, Mozambik merupakan negara tujuan ekspor ke-17 dan sumber impor ke-18 bagi Indonesia. Total perdagangan kita tahun 2018 hanya sebesar USD 91,88 juta, dengan ekspor Indonesia tercatat senilai USD 61,4 juta. Enggar berharap dengan ditandatanganinya PTA dengan Mozambik, dapat mendorong minat pengusaha untuk lebih memanfaatkan potensi pasar non-tradisional, termasuk investasi. "Setelah ini, kedua Negara akan mendorong interaksi bisnis melalui pertemuan regular bisnis forum dan
business matching”, ungkap mantan anggota DPR ini.

Isi Perjanjian Melalui IM-PTA, Indonesia akan menurunkan tarif untuk 242 pos tarif kepada Mozambik diantaranya adalah kapas, tembakau, produk perikanan, sayur-sayuran, dan kacang-kacangan. Sedangkan Mozambik akan memberikan penurunan tarif untuk 217 pos tarif kepada Indonesia, diantaranya adalah produk
perikanan, buah-buahan, minyak sawit, margarine, sabun, karet, produk kertas, alas kaki, produk tekstil.

Produk ekspor utama Indonesia ke Mozambik pada 2018 adalah palm oil and its fractions (USD 27,3 juta),
soap (USD 9,8 juta), industrial monocarboxylic fatty acids (USD 7,9 juta), organic surface-active agents (USD
3,3 juta), paper and paperboard (USD 2,8 juta), sacks and bags (USD 1,5 juta), margarine (USD 1,5 juta),
portland cement (USD 1,1 juta). Sedangkan, produk impor utama Indonesia dari Mozambik adalah groundnuts (USD 22,6 juta), unmanufactured tobacco (USD 4,1 juta), cotton (USD 2,8 juta), manganese ores & concentrates (USD 417 ribu), ferro-alloys (USD 246 ribu), dried leguminous vegetable (USD 197 ribu).

“Walaupun bentuk perjanjiannya adalah PTA dan preferensi tarif yang diberikan hanya sekitar 200an pos tarif, namun perjanjian ini memiliki makna besar karena dengan IM-PTA kedua negara akan saling membuka diri, berdagang lebih intensif karena tarifnya lebih baik dari sebelumnya, dan dapat memanfaatkan pasar di sekitar kawasan wilayah selatan/barat Afrika (hub),” ujarnya.

Apalagi, Mozambik memiliki fasilitas memadai seperti adanya pelabuhan yang cukup besar. Pelabuhan Moputo dikelola oleh Maputo Port Development Company (MPDC) yang pada tahun 2018 mampu menangani 19,5 juta ton kargo, baik ekspor maupun impor, meningkat 7,4 persen dibandingkan dengan tahun 2017. Enggar menyakini dengan fasilitas yang ada akan mempermudah dalam ekspor dan menunjang sebagai hub.

Tak hanya itu, kondisi politik di Mozambik menjelang pemilu sangat penting bagi Indonesia masuk. Dia beralasan jika momentum terlewat dan pemerintahan telah berganti tentunya akan berimbas pada kesepakatan yang ditinjau ulang. "Ini menjadi win win solution bagi kedua negara," ucap Enggar.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus