Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar pemantauan serentak stok pangan menjelang Lebaran di lima kabupaten/kota Selasa 26 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dari hasil pantauan TPID DIY di lima kabupaten/kota, stok pangan ternyata cukup, bahkan setelah momentum Idul Fitri," kata Sekretaris Daerah DIY Beny Suharsono di Pasar Beringharjo Yogyakarta Selasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kekhawatiran kurangnya stok bahan pangan pada masa libur Lebaran tahun ini sempat muncul akibat kondisi cuaca buruk yang berimbas pada hasil panen petani. "Sudah kami kroscek, yang sebelumnya dibayangkan akan terjadi kelangkaan (bahan pangan) ternyata cukup untuk memenuhi permintaan yang muncul," kata Beny.
Beny mengatakan stok pangan mulai dari daging, telur, gula, hingga beras di DIY telah memiliki jejaring pasokan yang baik. Komunikasi antara pedagang dan penjual telah berjalan sesuai mekanisme pasar.
Hanya saja, terkait harga komoditas itu, menurutnya memang ada beberapa yang mengalami kenaikan. Namun tetap ada yang stabil, bahkan mengalami penurunan harga.
“Misalnya gula pasir (naik harganya), tapi seperti semua jenis cabai turun harganya rata-rata Rp 35.000 per kiogram," kata dia.
Untuk minyak goreng curah maupun kemasan harganya juga masih terpantau landai karena permintaan juga belum meningkat. "Permintaan stok pangan itu biasanya baru meningkat sekitar H-7 Lebaran,” imbuhnya.
Untuk stok beras, ia menuturkan, tidak akan ada kendala karena beberapa daerah di DIY, seperti Kabupaten Sleman dan Bantul sudah mulai panen raya.
Selanjutnya: Kata pedagang soal kenaikan harga
Salah satu pedagang sayur di lantai 2 Pasar Beringharjo, Ida mengatakan, rata-rata harga sayur mengalami kenaikan harga. Komoditas tomat menjadi bahan pangan yang mengalami lonjakan hanga sangat drastis.
“Kalau harga cabai sekarang ini sudah turun terus. Tapi yang paling drastis naiknya tomat, sekarang Rp 28.000 per kilogram," kata dia.
Pasokan tomat sempat kosong hingga lima hari. Namun untuk stok yang lain tetap berjalan seperti biasa, termasuk pasokan wortel yang didatangkan langsung pedagang dari Berastagi, Sumatera Utara.
Pemilik gudang beras di Bantul Yogyakarta, UD. Sri Rahayu, Arif Yuniarto Kurniawan mengatakan dalam tiga hari terakhir, harga beras telah mengalami penurunan.
Di gudangnya harga beras termurah dijual dengan harga Rp 12.000 per kilogram sedangkan yang paling mahal dengan kualitas premium di harga Rp15.500 per kilogram. “Kami per hari masih bisa menyediakan kurang lebih 100 ton beras," kata dia.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo yang turut dalam pemantauan stok pangan itu mengatakan Pasar Beringharjo menjadi lokasi pemantauan karena ditunjuk sebagai pasar referensi untuk perhitungan inflasi di tingkat DIY.
"Harga pangan ada yang mengalami penurunan dan kenaikan tapi secara umum stabil," kata Singgih.
Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta mencatat harga pangan antara lain beras medium di Pasar Beringharjo sekitar Rp 16.000 per kilogram, gula pasir per kilogram, minyak goreng Rp15.000-Rp 18.000 per liter, daging ayam ras sekitar Rp 38.000 per kilogram, dan daging sapi Rp 130.000 per kilogram.
Adapun Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyatakan pihaknya menggelar operasi pasar terutama untuk komoditas beras dan telur mulai 25 Maret 2024 sampai hari raya Idul Fitri nanti. "Operasi pasar ini dilaksanakan di dua pasar, yakni Pasar Sleman dan Pasar Pakem, untuk menghadapi terjadinya kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang Lebaran," kata Kustini.
Salah satu bentuk operasi pasar itu dengan memberikan subsidi kepada dua bahan pokok yakni beras dan telur ayam. "Beberapa komoditas yang naiknya cukup signifikan di Sleman jelang Lebaran adalah beras dan telur, juga daging ayam. "Sehingga pada dua kebutuhan pokok itu kami subsidi sebesar Rp 2.000," kata dia.