Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kisah Mantan Pegawai Kementerian BUMN Rintis Usaha Bangunmoto, Bangkit dari Pandemi

CEO Bangunmoto rintis usahanya sejak awal pandemi Covid-19 pada Juni 2024. Cari peluang seiring masifnya bisnis digital.

19 Oktober 2024 | 21.53 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial Rahmat Kusnadi (keenam kiri) berfoto bersama para pemenang penghargaan Indonesia Entrepreneurs Challenge (IEC) 2024 di Hotel Westin, Jakarta, Jumat, 18 Oktober 2024. Dok. Tempo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Berkaca-kaca, Bangun Indra Pratama menjabat erat tangan Ketua Dewan Juri Wahyu Dhyatmika. Pendiri sekaligus CEO Bangunmoto itu dianugerahi penghargaan Juara Umum II dalam ajang Indonesia Entrepreneur Challenge (IEC) 2024 dalam malam puncak di Hotel Westin-Jakarta, Jumat malam, 18 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang jasa foto produk itu mengalahkan 30 pebisnis lain yang terpilih sebagai finalis kompetisi tahunan itu. 30 pebisnis yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul malam itu di Hotel Westin-Jakarta untuk menerima penghargaan. Adapun Juara Umum I diraih Agritroz dari Bondowoso dan Juara Umum III diraih Siab Indonesia dari Karanganyar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Capaian Bangun tak diperoleh secara tiba-tiba. Ia bercerita, Bangunmoto didirikan pada Juni 2020, beberapa waktu setelah pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia. Saat itu, ia masih bekerja sebagai staf penilaian kerja di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Profil LinkedIn Bangun menunjukkan ia bekerja sebagai Training and Assessment Coordinator di Forum Ekselen BUMN sejak Februari 2016 hingga Juni 2021.

Ketika pandemi, Bangun mulai beralih melaksanakan pekerjaannya di Kementerian BUMN dari rumah (WFH). Waktu itu, Bangunmoto masih menjadi pekerjaan sampingannya. Saat kontraknya habis pada Juni 2021, ia mulai berfokus membangun usahanya. "Waktu itu berdua sama istri, kemudian kami dibantu sama anak-anak Karang Taruna," ucapnya saat berbincang dengan Tempo usai malam penganugerahan itu.

Saat merintis bisnisnya, Bangun mengaku memulai dengan modal terbatas dan perlengkapan seadanya. Ia mula-mula menawarkan jasanya secara gratis. "Kami niatnya membantu UMKM," ujarnya. Lama-lama, para pelaku UMKM itu mulai tertarik dengan jasa yang ditawarkannya. Sejak saat itu, layanan foto produk ia tawarkan berbayar.

Ada dua skema layanan yang Bangunmoto tawarkan. Pelanggan dapat menggunakan jasanya dengan skema produk delivery, yakni mengirimkan produknya ke studio Bangunmoto. Layanan ini dipatok dengan harga Rp 35 ribu per foto. Untuk skema on site, Bangun akan mendatangi langsung lokasi pelanggan. Layanan ini dipatok dengan harga Rp 1,5 juta untuk 2 jam pertama.

Bangun mengatakan mayoritas pelanggannya berasal dari daerah Jabodetabek. Beberapa kali, ada pelanggan dari Batam yang menggunakan jasa mengirimkan produknya. Ia mengingat ada jenama tas rajut dari Belgia yang rutin menggunakan jasanya. Meski dipasarkan di Eropa, produk itu diproduksi di Indonesia. Terjauh, Bangun pernah diminta turun langsung di Alam Sutera, Tangerang.

Saat ini, Bangun mengatakan bisnisnya telah bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Kuliner Indonesia yang berminat menggunakan jasanya. Tak hanya itu, Bangun pernah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud) untuk mengisi workshop kepada 500 mahasiswa lewat program Wirausaha Merdeka. Ia juga pernah diminta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk bekerja sama dalam sebuah pameran kuliner Nusantara.



Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus