Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HONDA CRV abu-abu metalik itu antre di pompa bensin Shell di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Di depannya, Toyota Altis dan Honda Jazz hitam sedang mengisi bensin jenis Shell Super. Dua menit kemudian, sebuah sedan putih turut memperpanjang antrean. Selama sekitar 30 menit pada Rabu pekan lalu, Tempo mencatat ada 21 kendaraan bermotor mengisi bahan bakar di stasiun bensin milik perusahaan minyak raksasa Belanda ini.
Antrean panjang pembeli di pompa bensin Shell memang menjadi pemandangan sehari-sehari dalam dua bulan terakhir. Turunnya harga bensin mengikuti harga minyak mentah di pasar dunia membuat stasiun bensin Shell sebagai tempat favorit (lihat tabel).
Keadaan seperti ini sungguh berbeda dengan sebelumnya. Pom Shell, juga Petronas, cenderung sepi. Itu karena harga bensin Shell masih di atas Rp 8.000 per liter. ”Sekarang harga sudah turun. Kami berharap penjualan bertambah,” kata pejabat pengembangan bisnis Shell Indonesia, Wally A. Saleh, kepada Tempo di Jakarta pekan lalu.
Pertamina memang bukan lagi kontestan tunggal dalam bisnis minyak eceran. Sejak Undang-Undang Minyak dan Gas Nomor 22 Tahun 2001 direvisi, pintu bisnis hilir minyak pun terbuka bagi swasta. Masuklah dua pemain baru: Shell dan Petronas, lengkap dengan kualitas layanan lebih prima ketimbang Pertamina—meski harganya lebih mahal.
Mereka juga menjadi pesaing tangguh. Sejak 2005 sampai saat ini, Shell sudah memiliki 26 stasiun di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Dua pekan lalu, perusahaan ini membuka pompa bensin baru di Menteng Raya, Pluit Selatan Raya, dan Arteri Pondok Indah, Jakarta.
Sedangkan Petronas sudah punya 11 stasiun di seputar Jakarta, Bandung, dan Medan. Tahun depan, perusahaan asal Malaysia ini berencana membuka tiga stasiun. ”Lokasinya di seputar Jakarta dan Bogor,” kata pejabat hubungan media Petronas di Indonesia, Bayu Anggraeni, kepada Tempo, pekan lalu.
Jumlah stasiun Shell dan Petronas masih jauh lebih sedikit ketimbang milik Pertamina. Namun perusahaan dalam negeri ini layak waspada. Selain harga jualnya kompetitif, Shell dan Petronas menjual bensin berkualitas dengan layanan memuaskan. Dengar pengakuan Agus Irawan, 45 tahun. Sopir Toyota Alphard ini membeli bensin di Petronas karena bosnya yang pemilik toko cat lebih percaya membeli bensin di pom tersebut. ”Bonnya jelas, dalam format komputer. Ada tanggal, jam, dan volume bensinnya,” ujarnya.
Kehadiran Shell dan Petronas memang punya sisi positif. ”Konsumen punya banyak pilihan,” kata Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Husna Zahir. Kehadiran dua pengecer minyak itu juga memicu Pertamina meningkatkan kualitas pelayanan. Lalu muncullah jargon ”Pasti Pas”, yang menunjukkan takaran bensin Pertamina tepat dan akurat. ”Kami optimistis bisa menjadi pemain bisnis eceran yang unggul,” kata Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Faisal.
Padjar Iswara, R.R. Ariyani, Ismi Wahid, Amandra Megarani
Perbandingan harga bahan bakar (2008)
Pertamina
Pertamax Pertamax Plus Pertamina Dex (solar) |
Shell
Shell Super Extra Shell Diesel |
Petronas
Prima 95 |
September
Desember
Keterangan:
Sumber: Pertamina, Shell, dan Petronas
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo